Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Saya suka melakukan hal-hal yang menurut saya menarik dan orang-orang sulit melakukannya :) Saya suka bercerita tentang apa yang terjadi hari ini dan mendengarkan cerita teman-teman tentang betapa rumitnya hidup :P Saya selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk orang yang saya sayangi :* Sangat susah bagi saya untuk memilih, meskipun saya sudah menentukan prioritas. Seorang sanguinis- koleris yang perfeksionis namun berusaha untuk tidak terlalu idealis. Haha.

Jumat, 09 Desember 2011

See You Next Time Eyang Mama, We Love You :)


Sebenernya aku udah lama ingin nulis tentang eyang mama di blog-ku. Tapi karena kemarin-kemarin bener-bener nggak ada waktu uuntuk nge-blog bahkan untuk buka tumbrl sekalipun aku nggak sempet nge-post apa-apa. Untungnya hari ini setelah UAS beres, aku sempet nulis sesuatu. Something about my lovely grandma…

Sejak Mei 2011, eyang mama didiagnosis kanker serviks stadium akhir. Eyang mama emang udah sakit lama sebelum hari itu, tapi setiap diperiksa ke dokter nggak ada indikasi apa-apa. Setelah dibawa ke dokter spesialis onkologi barulah keluarga besar kami tahu kalau sakit eyang udah cukup parah.

Segala macem cara dilakuin keluarga besar untuk bikin eyang mama sembuh, mulai dari berobar ke dokter sampai herbalist. Mulai dari suplai obat-obatan sampai membujuk eyang mama untuk minum teh daun sirsak dan sarang semut tiap hari. Tapi nggak termasuk kemoterapi lho ya, karena dokter bilang, badan eyang terlalu lemah dan malah mungkin nggak akan kuat sama obatnya.

Aku masih inget, 31 Agustus 2011, keluarga besar semua kumpul di Cimahi untuk lebaran bareng. Saat itu eyang mama masih bisa bangun, ngobrol panjang, meski nggak segesit dulu. Bahkan di tanggal 2 September kami sekeluarga besar pergi ke kampung halaman eyang mama untuk menghadiri nikahan keponakannya beliau. Di acara itu, aku sempet jadi fotografer dadakan motretin sodara-sodara termasuk motretin ibu dan tante aku bareng eyang mama. Setelah foto eyang mama selalu minta liat hasil fotonya, “eyang kelihatan sekali sakitnya ya mbak dys?” kata beliau. Well, setelah sakit eyang mama emang kehilangan banyak berat badan. Tapi aku cuma senyum dan bilang, “tapi eyang kelihatan lebih seger kok yang dengan baju yang eyang pakai..”. Baju gamis kuning pupus itu hasil pilihan ibu dan aku waktu belanja di minggu kemarinnya…

Rabu, 31 Agustus 2011, waktu sungkeman lebaran eyang mama ngedoain aku untuk cepet lulus, dapet jodoh yang baik, dan bahagiain orang tua sama keluarga besar. Eyang mama juga minta doaku supaya bisa liat aku wisuda. Aku bahagia banget sekaligus terharu. Dan waktu itu aku sama sekali nggak ada pikiran kalau hari itu adalah lebaran terakhir bareng eyang mama…

Hari ini, 10 Desember 2011, genap sebulan eyang mama meninggal dunia.

Setelah bolak balik rumah sakit Borromeus, Advent, dan RSHS dimana selama itu beliau selalu ditemenin ibu aku , keluarga besar, dan aku yang juga bolak balik rumah sakit-kampus. Kadang aku suka senyum-senyum sendiri kalau aku lagi nengok eyang mama terus pamit kuliah, beliau selalu bilang “mbak dys, nanti balik lagi yaa…” atau suka minta dibeliin makanan yang enak-enak. Ujung-ujungnya aku yang disuruh makan, soalnya eyang mama harus makan makana rumah sakit.

Setelah perjalanan panjang beliau berjuang ngelawan penyakit kanker serviks yang menggeroti tubuhnya. Penyakit eyang mama udah sistemik dan nyerang fungsi organ. Di hari-hari terakhir, beliau nggak sadarkan diri dan dirawat di ruang HCU plus bergantung sama alat-alat yang ada disana. Dua hari setelah masuk HCU, tubuh eyang udah menolak obat dan alat-alat udah nggak bisa berefek apa-apa lagi. Alat-alat pun akhirnya dicabut..

Jumat, 11 November 2011, tepat pukul 00.00 sebelum pergantian hari, eyang mama menginggal dunia. Innalillahi wainna ilaihi rajiuun…

Jam 3 pagi aku sampai di Cimahi, eyang mama udah terbujur kaku berbalut kain kafan, bersiap menghadap Allah seperti yang eyang pernah ceritakan. Aku, sama kayak anggota keluarga lainnya, sedih banget. Tapi ibu selalu bilang kalo kita harus ikhlas. Kita selalu minta Allah kasih yang terbaik buat eyang, dan mungkin Allah menentukan inilah yang terbaik..

Jam 8 pagi eyang dishalatkan di masjid yang dulu sering kita datengin bareng-bareng untuk pengajian, shalat maghrib, isya, shalat tarawih. Eyang dulu pesen kalau wafat minta dilepas dari masjid ini..

Jam 11 siang eyang sampai di tempat yang selalu eyang bilang sebagai tempat eyang nunggu kita untuk sama-sama masuk surga..

I’ll remember those moments, eyang…

Aku juga akan selalu inget eyang sampai kapanpun. Eyang yang selalu ngingetin aku untuk ibadah, yang selalu nemenin aku belajar dan yang selalu nemenin aku tidur setiap jam 4 pagi sampai aku bangun waktu aku masih di bangku SD dan tinggal sama eyang…

Eyang yang selalu nasehatin aku supaya kuliah yang bener, yang selalu ngingetin aku untuk bantuin ibu, yang selalu bilang kalau eyang suka banget aku sama ratih pake jilbab..

See you next time eyang mama, we love you J

Minggu, 09 Oktober 2011

Memulai Hidup dengan Mimpi



Mimpi bukanlah suatu kata yang asing bagi kita. Mimpi dapat diartikan sebagai harapan atau sesuatu yang ingin kita capai. Mimpi adalah sesuatu yang sangat berharga. Jika kita renungkan kembali, apa yang kita nikmati saat ini seperti kemajuan di bidang teknologi, kemudahan dalam mengakses informasi, dan segala hal yang memberikan kita manfaat semuanya diawali dari mimpi. Semua orang berhak bermimpi dan dapat memulai mimpi itu dari mana saja. Semua orang berhak memperjuangkan mimpi mereka karena mimpi bukanlah suatu hal yang mustahil.

“Gila, mimpi apa saya semalam?”

Kalimat diatas pasti pernah keluar dari bibir teman-teman minimal sekali seumur hidup. Ya, kalimat itu juga pernah terlontar dari mulut saya. Mau tahu kapan?

Salah satunya adalah ketikasaya diterima di ITB.

Sebenarnya, menjadi mahasiswi ITB bukan sekedar mimpi saya selama satu malam, melainkan mimpi selama bertahun-tahun. Nggak tahu kenapa, rasanya seneng banget kalau berhasil jadi mahasiswi ITB. It’s a dream came true! Ya, meski menjadi mahasiswi ITB itu hanya satu bagian kecil dari tujuan hidup saya, tetap saja saya memulainya hanya dengan mimpi.

Orang bilang masuk ITB susah, saingannya banyak. Awalnya saya sempat patah semangat gara-gara nyadar kalau saya nggak pinter-pinter amat, masih banyak orang di luar sana yang kemampuannya jauh diatas saya. Tapi ada lagu yang bikin saya bangun lalu terdorong untuk mewujudkan mimpi itu. Lagunya Celine Dion, judulnya “The Power of The Dream”.

“Deep within each heart
There lies a magic spark
That lights the fire of our imagination”

Atau bagian refrain-nya..

“Feel the flame forever burn
Teaching lessons we must learn
To bring us closer to the power of the dream
As the world gives us its best
To stand apart from all the rest
It is the power of the dream that brings us here”

Intinya lagu itu bercerita bahwa di dunia ini nggak ada hal yang mustahil terwujud selama kita percaya kekuatan mimpi dan keyakinan untuk terus mengejarnya, kita pasti bisa!

Jadi inget, sekitar dua tahun lalu saya sedang duduk di sebuah angkot tujuan Kalapa-Dago, kebetulan penumpangnya cuma saya. Supir angkotnya adalah seorang bapak paruh baya yang berwajah ramah. Tidak lama, obrolan kami pun mengalir.

“Kuliah Neng?” tanya pak supir, saya menjawab dengan anggukan. Beliau dapatlangsung bisamenebak tempat saya kuliah dari jas almamater yang saya pakai, saat itu saya pulang dari acara kemahasiswaan terpusat di kampus.

Dari beliau saya tahu, ternyata ketigaputra beliau kuliah di ITB. Dua anaknya sudah lulus, satu dari Teknik Elektro, satunya dari Teknik Metalurgi. Sekarang anak bungsunya sedang mennyusun tugas akhir di jurusan Teknik Lingkungan. Saya hanya dapat bergumam “Wow banget!”.

“Waktu Bapak bilang sama orang-orang kalau anak-anak Bapak pengen sekolah di ITB, mereka bilang nggak mungkin. Katanya ITB susah, tempat orang-orang kaya, anak-anak Bapaknggak akan cocok kuliah di sana. Tapi ngeliat ketekunan anak-anak, Bapak malah jadi semangat, Bapak pengen mereka lebih baik dari Bapak, bisa mandiri dan cari uang sendiri.”

“Akhirnya Bapak ikutin mimpi mereka, pas SNMPTN mereka keterima, alhamdulillah sekali. Neng. Lebih alhamdulillah lagi kebetulan Bapak ada rejeki, tahun-tahun awal Bapak biayain, kebelakangnya anak-anak semuanya dapet beasiswa, padahal nggak pinter banget, Neng. Alhamdulillah Allah ngasih kesempatan aja.”

Cerita pun berlanjut, buat saya ceritanya inspiratif banget, saya kagum sama bapaknya. Beliau nggak peduli sama omongan orang-orang yang bilang anaknya nggak pantes masuk ITB dan beliau tetap berjuang. Alasannya sederhana, beliau punya mimpi kelak anak-anaknya bernasib lebih baik dari beliau. Melihat beliau, saya jadi ingin terus belajar. Belajar bermimpi dan berani mewujudkannya.
Wow, the power of dreams!

Ada wejangan dari dosen pembimbing tugas akhir saya saat kami ngobrol dan saya cerita tentang mimpi-mimpi saya. “Jangan lupa untuk selalu menyisipkan aroma positif di setiap mimpimu, itu bakal bikin kita berpikir kembali tentang mimpi-mimpi kita, bikin kita semakin semangat meraihnya”. Aroma positif dapat berarti segala sesuatu yang membuat kita bersemangat dan berpikiran optimis. Apa yang kita impikan sebaiknya memiliki tujuan yang baik serta target yang jelas sehingga saat kita mulai merasa lelah mengejar mimpi kita akan mendapatkan kekuatan untuk terus berjuang, kita akan selalu kembali teringat bahwa ada hal-hal baru yang menanti kita saat mimpi itu berhasil diwujudkan.

Saya selalu kagum sama orang-orang yang nggak hanya menunggu apa yang mereka inginkan. Mereka berani bermimpi besar dan mengejar mimpi itu.

Bermimpilah, buailah diri kita dengan angan, tanamkan harapan pada mimpi kita, tapi jangan lupa berjuang untuk mewujudkannya.

Mari memulai hidup dengan mimpi.

Selasa, 04 Oktober 2011

Get well soon grandma, we love you..

I woke up on Sunday morning, my mom called and told me that my grandmom was hospitalized at Borromeus.
Shocked.

I tied up my room, my self, asked my mom if she wants me to bring or buy something for her. I was worried, I knew that my grandmom has cervix cancer since May 2011 (actually she felt 'it' since a year ago I think, but she ignored it and say everything was OK..). On that day, suddenly I got 'busy', moved very quickly and went to hospital as fast as I can.

My grandmom stayed at Borromeus for 2 days, on Monday, our family decided to move her to RSHS because the doctor who expert in oncology works there. But all the room were filled and no one left. I said to mom, who always take care grandmom all the day to move her to Advent, my dad checked and booked a room in the 5th floor. After that, my aunt drive us to hospital. My grandmom was checked by the doctor in UGD and they got her in to the room. On that day, I didn't attend the plant biotechnology lecture because I helped my mom to preparing my grandmom's document.

Yeah, and my new activities start. I wake up earlier on the weekdays, make tea from soursop leaf for my grandmom's herbal theraphy, buy something to eat, bring some clothes for my mom, etc. I go to hospital at 07.00am, stay for 15 mins, go to my campus to attend the lecture, and after the lecture I come back to Advent again (but if I think that the lecture will be boring, I decided to not attend it).

Just like now, it's 00.30am, October 4th, 2011. All I  can do after pray is sitting on the chair, open, browse with my laptop, on the right, my mom lays on sofa, sleeps well, cause I know she feels very tired. On the left, my grandmom sleeps after received some kind of drugs that makes her sleeps, with any kind of syringe attached on her hand. Ya, my grandmom receives 3 bags of blood, 1 bags of albumin and an 'infus'.

I really wish that she can attends my graduation day next year (amin), I really wish I can make her life happy and more precious, I really wish that I still have enough time to show that her eldest granddaughter can success on making my family happy , I really wish, I really wish that she can gets her best from Allah SWT.

I ask all of you, pray for her please... :)
Thanks for all of your care..

Sincerely yours,
Dyshelly Nurkartika


Jumat, 23 September 2011

Rise and Fall

Sedikit terusik sama sebuah kabar hari ini,
Dan kabar itu bikin aku sadar, kalau ada orang sampe segitunya 'nggak percaya' sama aku..
Mungkin akunya yang salah, karena beberapa kali diminta tolong akunya nggak bisa karena akunya sibuk.
Aku mencoba membayar kelalaian kemarin-kemarin dengan bertekad ambil itu dan kerjain seoptimal mungkin.
Tapi ternyata kenyataannya berbeda...

Sebenernya aku ngerasain ini udah dari lama, dimana dulu beda banget sama sekarang. Dulu, mereka beberapa kali ngandelin aku, minta bantuan aku, dan menurut aku semua kerjaan beres dan baik-baik aja. Dan sekarang aku merasa selalu jadi 'opsi terakhir'.

Dan aku sekarang ngerti, saat ada yang 'terbit', harus ada yang 'tenggelam', dan sekarang aku harus jadi orang yang 'tenggelam' dulu...

Iya, aku bukan siapa-siapa, dan nggak berhak terhadap apa-apa. Aku paham kondisinya seperti apa dan kriteria apa yang sekarang dibutuhkan. Dan aku paham, mungkin bagi mereka aku belum memiliki kriteria yang 'memadai'. Semoga aku cepat ikhlas...

Nggak pengen blak-blakan, karena pasti ada orang yang ngerasa sakit nantinya...

Ada kalanya kita merasa tersisih
Ada kalanya kita merasa terbuang
Ada waktu dimana kita bukan orang yang tepat untuk dipercaya
Ada waktu dimana kita bukan orang yang tepat untuk diandalkan
Mungkin, kita memang belum cukup meyakinkan
Atau mungkin, mereka memang tidak mau yakin pada kita
Sehingga kita yang sebenarnya ada, dianggap tak ada



Tapi jangan takut, setelah tenggelam akan ada waktunya terbit..




-cuma pengen ngerasa lega, maaf kalo tulisannya mancing emosi-

Jumat, 12 Agustus 2011

Bergen, Norway

Salah seorang temen aku, Henrik Lien, adalah bule asal Norway. Meski tinggal beda benua dan super jauh, kami sahabatan gara-gara sama-sama suka jalan-jalan, makan, dan suka nonton film. Hahaha. Henrik tinggal di Bergen, salah satu kota terbesar se-Norway dan dikenal sebagai 'kota hujan' Norway. Kalo di Indonesia bisa dibilang Bogor lah ya...

Sama seperti halnya pertemanan beda negara, kami sering bagi-bagi info tentang negara masing-masing. Mendengar cerita-ceritaku, Henrik jadi pengen ke Indo, haha. Soalnya katanya dia pengen nyobain snorkeling di Karimun Jawa, Bali, sama Raja Ampat, mengingat di negaranya nggak bisa snorkeling apalagi diving soalnya super dingin (-4 degree saat winter, dan 10-14 degree saat summer).

Dan gara-gara cerita dia, aku jadi pengen ke Norway dan mengunjungi kota Bergen. Soalnya banyak banget hal-hal menarik yang ditawarkan Bergen untuk memanjakan diri mulai dari hiburan, makanan, sampai pendidikan. Yah, Someday, mudah-mudahan terkabul suatu saat nanti. Amiin.






Tau Arboretum kan? Hutan buatan tempat pelestarian tanaman khas atau langka. Di Bergen ada arboretum "Arboretet Bergen på Milde" dengan koleksi tanaman Rhododendron terbanyak. Dan tempatnya jadi makin keren banget pas rhododendronnya berbunga, sekitar Mei-Juni-Juli. Terus kata Henrik, masuknya gratis. Haha.


Bergen di'selimuti' tujuh gunung, diantaranya Fløyen, "Fløyen og Fløybanen" merupakan best view di Bergen. Dengan naik funicular, kita dibawa ke puncak dan langsung ngeliat pemandangan oke kota Bergen plus danau yang mengelilinginya sambil menikmati makanan di restoran sana. Mungkin kalo di Bandung semacam area 'The View' gitu ya..



Di Bryggen (sebuah nama tepi pantai terkenal di kota Bergen) terdapat barisan paralel bangunan yang dulunya jadi pusat perdagangan internasional. Bangunan-bangunan antik gitu, dibangun saat pertengahan Hanseatic. Bangunan-bangunan ini arsitekturnya tradisional dan katanya khas Norway banget. Kalo di Bandung, boleh disamain sama Braga kali ya? Hehe..Kerennya adalah, bangunan-bangunan ini didaftarkan sebagai warisan dunia UNESCO'79 *makin pengen kesana*


Vorigngfossen hike! Dari dulu aku suka hiking, haha. Bergen punya air terjun keren bernama Voringfossen dengan tinggi 182m yang kaki air terjunnya hanya bisa dicapai dengan hiking. 

Dan masih banyak lagi. Forhåpentligvis kan jeg komme til Bergen :)

http://www.panoramio.com/photo/2473853 , http://www.bergen-guide.com , http://www.youtube.com/watch?NR=1&v=ow-dmDgj9L0

You Write What's On Your Mind

Diantara sekian jumlah tulisan yang pernah aku buat, baru sadar kalo isinya campur-campur banget.
Mulai dari yang isinya emang menarik dibaca, sampai tulisan-tulisan yang hanya pantas membuat blog ini seperti sampah, tulisan-tulisan luapan perasaan, tulisan-tulisan yang kata orang sih penuh dengan kegalauan...

Hahaha, terus aku jadi mikir lagi "emang salah ya?"

Saat mendengar penyataan menohok dari seorang teman yang sebenernya nggak terlalu deket, "lu nulis lagi dong, kangen gue bacanya, tapi isinya jangan galau ya..."

Ya elah...hahaha

Setelah aku introspeksi, wah, emang nih, blog aku emang sedikit banyak pasti ada aja yang ngaco. Mungkin banyak tulisan inspiratif tapi lebih banyak lagi tulisan yg katanya 'galau'. Hadeh, itu bukan galau kali, itu 'romance'. Hahaha. Tapi aku nggak merasa salah tuh, menulis kan untuk menumpahkan apa yang ada dipikiran, untuk sebagian orang, menulis itu salah satu cara untuk membuat hati tenang. Dan dengan nulis ini semua, hati aku tenang kok. That's all.

Blog aku ini emang dibuat untuk itu, dan emang dibuat untuk tidak memfollow dan difollow. Soalnya tujuannya bukan itu :p

Poin yang antara-penting-dan-nggak-penting yang mau disampein disini adalah... You Write What's On Your Mind. Apa yang kamu pikirkan, kamu tulis. Di dunia ini nggak ada aturan kamu harus nulis apa dan harus nulis tentang apa. Saat kamu senang, tulis kamu senang. Saat kamu punya ilmu dan mau berbagi, bagi itu lewat tulisan kamu. Saat kamu galau dan pengen nenangin diri, tulis tulisan yang bisa bikin kamu lega, puisi, kata-kata indah penuh romansa sekalipun.

Dan aku tetap pada mottoku, hahaha.. Writing keeps me alive.

Rabu, 03 Agustus 2011

Rumah Baru, Rumah Lama..

Seperti halnya orang pindahan rumah, bukan suatu hal yang mudah untuk menemukan calon rumah yang baru, yang sesuai dengan kemauan dan cocok dengan calon pemilik barunya. Ada banyak pertimbangan dalam memilih rumah baru. Interiornya, apakah sesuai dengan yang diinginkan? Letak kamar? Luasnya? Halamannya? Warnanya? Dan yang jelas, terpikirkan juga seberapa besar effort yang dilakukan demi mendapatkan rumah baru itu...

Seperti halnya orang pindahan rumah, bukan suatu hal yang mudah untuk mendapatkan rumah baru yang diidamkan, akan butuh banyak perjuangan untuk mendapatkannya. Siapa tahu, ada orang lain juga yang ingin memiliki rumah baru yang kita incar, bahkan mungkin sudah lebih melangkah lebih jauh dalam usaha mendapatkan rumah baru. Bahkan mungkin teman kita sendiri menginginkan rumah baru yang sama, atau rumah itu dulunya memang milik teman kita / kerabat yang mereka tinggalkan.

Seperti halnya orang pindahan rumah, butuh waktu dan proses untuk melakukannya bukan? Berat rasanya meninggalkan rumah yang lama untuk pindah ke rumah baru. Tapi mungkin kita memang harus melakukannya. Semuanya mungkin telah berubah dan itulah yang mengharuskan kita pindah rumah. Akan banyak kenangan di rumah yang lama yang akan selalu diingat meski telah pindah ke rumah yang baru. Bahkan saat sedang bosan di rumah baru, sedang penat, atau saat rumah yang baru ternyata mengecewakan, bukan tidak mungkin jika kembali mengingat rumah yang lama, bahkan cenderung membanding-bandingkannya.

Saat meninggalkan rumah yang lama, kita berharap rumah yang kita tinggalkan kita mendapatkan pemilik baru yang jauh lebih baik dari kita.

Dan jika rumah itu diibaratkan sebagai hati seorang manusia, silakan simpulkan sendiri..

Senin, 01 Agustus 2011

Yang Berkualitas???

Ceritanya lagi ngobrol bareng temen aku yang sekarang kuliah di Sydney. Karena kami emang udah nyobat banget kayak adik-kakak, segala macem pasti diomongin, mulai dari hal-hal kecil cem sampah sampe hal-hal berat sampe ke kehidupan masa depan.. *Halah*


Terus, udah panjang lebar ngomong, obrolan nyerempet ke kehidupan berkeluarga *hadeh*, ya keliatannya antara konyol sama berlebihan sih, tapi baik aku maupun temen aku itu emang sama-sama mau lulus dan nyadar kalau kami sudah tidak muda lagi *???*. Sadar kalo dia udah 'tua' dan harus memikirkan masa depan, si temen aku ini membuka obrolan tentang 'wanita seperti apa yang akan dipilihnya untuk dijadikan ibu dari anak-anaknya'..hahaha, berat banget ya omongannya...


Terus temen aku ini komentar tentang parameter apa yang sebaiknya dimiliki seseorang untuk dijadikan pasangan hidup. Hahaha. Kedengerannya konyol sih, agak terlalu serius gimana..tapi lumayan lah buat referensi :p


1. Taat beragama


"Harus seiman dan taat dys. Agama kan pegangan hidup manusia. Biar dia bisa ngedidik anak-anak gue kelak supaya agamanya baik."


Aku sih sebagai perempuan emang sadar betul kalau untuk menjadi istri dan ibu yang baik, diperlukan ketaatan beragama. Begitu juga untuk menjadi suami dan ayah yang baik. Selain itu, dengan taat beragama juga berarti seorang istri -Insya Allah- akan taat pada suaminya. suami juga -Insya Allah- dapat membina keluarga dengan baik. Manusia yang taat beragama -Insya Allah- mempunyai prinsip hidup yang baik dan yang dia tekuni.



2. Cerdas, dewasa dan bijaksana


"Kalo liat cewek pecicilan dengan pikiran kekanak-kanakan tuh, rasanya gatel gue dys. Kepikiran gimana dia ngebina rumah tangga kelak ya?"


Hhe, nyadar umur lah ya, pertambahan umur harus diselaraskan dengan perkembangan kecerdasan dan kedewasaan dalam berpikir *Tapi kecerdasan jangan dinilai dari IP ya :p*. Apalagi laki-laki sebagai kepala keluarga dan penentu keputusan. Selalu merasa muda itu ada baiknya tapi jangan sampai pikirannya yang childish. Gitu kali ya? Ya kalo aku sih mikirnya, baik laki-laki maupun perempuan kalo udah nambah umur, apalagi siap membina keluarga emang harus lebih bijak bertindak dan dewasa dalam berpikir :).


3. Penyabar


"Cewek sabar itu kesannya sangat menyejukkan. Gue suka cewek yang nggak terburu-buru. Sabar dalam berpikir dan bertindak. Sabar ngadepin gue, keluarga gue, anak-anak, dan tetangga nanti :P" 


Sabar itu salah satu sifat yang disukai Allah. Sabar membuat sebuah situasi 'genting' tidak menjadi semakin buruk. Menurut aku ya, sifat sabar itu penting dimiliki setiap manusia, sabar dalam menghadapi berbagai kondisi, sabar terhadap cobaan, pujian yang berlebihan dll. Sabar itu menjaga diri kita. Ya tapi kesabaran mah tetep harus ada batasnya. Libas aja kalo kelewatan mah :P




4. Bisa diajak susah dan mau bekerja keras

"Jaman sekarang susah ya nyari cewek yang mau diajak susah sama-sama, maunya enak terus. Ah emang manusia jaman sekarang sukanya hal praktis dan enak kali ya? Tapi gue pengen istri gue nanti bisa diajak susah dan mau kerja keras. Kalo tiba-tiba gue jadi miskin gimana?"

Haha. Awalnya aku no comment sama statment temen aku ini. Tapi iya juga sih, pasangan hidup itu senasib sepenanggungan ya. Susah sama susah, senang sama senang. Alangkah senangnya kalo kesejahteraan keluarga itu datang dari kerja keras dan perjuangan berdua *ecieee...* ya meskipun laki-laki emang udah jadi kebwajibannya untuk kerja keras dan jadi tulang punggung keluarga, nggak ada salahnya kalo perempuan juga punya sifat tersebut. Ayo menjadi pasangan hidup yang baik <3

5. Percaya diri dan sederhana

"Gue nggak suka cewek berlebihan, apalagi cewek yang suka pamer. Perempuan itu lebih baik dilihat dari kecantikannya yang sederhana dan percaya diri, bukan karena sesuatu yang dia gunakan.."

Hemm, kalo perempuan emang harus gitu ya? Tapi menurut aku intinya emang manusia itu nggak boleh berlebihan kok, apalagi pamer / riya. Nggak baik juga kan kalo kita pamer apa yang kita punya. Kita emang harus percaya diri dengan keadaan kita tapi jangan terlalu berlebihan, cukup sepantasnya saja. 


6. Hemat


"Pasangan hidup jangan yang materialistis. Nggak semua hal bisa diselesaikan dengan uang. Gue juga mau cari istri yang hemat dan bisa ngatur keuangan. Lo juga dys, cari suami jangan yang boros, rugi ntar nggak ada tabungan, haha.."


Hohoho. Sekali lagi, jangan berlebihan. Jangan suka beli-beli keperluan yang penting. Dalam membangun masa depan, sifat hemat sangat dibutuhkan loh tentunya dengan pengaturan uang yang baik, tapi bukan pelit juga ya. Hoho.apa apa jangan uang lagi, uang lagi, nggak semua hal bisa dinilai dengan uang ;). 

7. Perhatian


“ Semua orang suka perhatian dys, wajar kan kalo gue cari calon yang perhatian? Ya nggak sama gue aja, sama keluarga gue juga.."


Hha, setuju banget sama yang satu ini mah. Apalagi kalo sifatnya benar-benar perhatian bahkan ke hal-hal kecil. Ya bukan berarti harus detail banget, yang penting jangan terlalu cuek. Intinya peduli, peka, dan respect :).


Yah, segitu aja lah ya dari pembicaraan aku sama sobat aku itu. Poin-poin di atas sih cuma pendapak kami aja. Nggak bermaksud apa-apa selain nambah entry blog sama buat bahan bacaan..


Apa lagi ya selain 7 poin di atas? #wondering

Sabtu, 23 Juli 2011

Kaget..sedikit


Hari Minggu pagi, adik aku yang perempuan, Putri, udah berangkat ke Secapa di Hegarmanah karena ada kegiatan ekskul. Aku sama ibu ngobrol-ngobrol di ruang tamu. Pas lagi 'skip' bentar tiba2 mata tertuju ke sebuah notes kecil warna biru di pojok sofa. Penasaran, baru liat notes ini sekarang, dulu -dulu nggak pernah liat. Mungkin ini notes 'datang' ke rumah pas aku KP kali ya..

"apaan nih?" *buka-buka notes*
"oooh, punya Putri.." *masih iseng buka-buka*

halaman demi halaman....

list barang yang harus dibeli untuk asrama, list pelajaran, corat-coret kartun, nomer telepon temen, list tugas, resep masakan..

pas buka halaman berikutnya...

"EEEHHHH????"

agak kaget soalnya di notes itu ada tulisan nama aku dan nama orang yang pernah deket sama aku pas jaman TPB...

"Dyshelly Nurkartika - ***** *****"

dan itu tulisan adik aku banget...

aku kaget bukan karena dia tau nama orang itu tapi lebih ke karena...
kenapa nama aku sama nama orang itu ditulis disitu yang jelas2 notes pribadi dia?
itu kan udah lama banget, kenapa masih diinget?

"Tuhan,
Jika dia dan kakak saya ditakdirkan berjodoh
Jaga mereka dan dekatkan...
Tapi, jika dia bukan jodoh kakak saya,
Segera pertemukan kakak saya dengan orang yang jauh lebih baik dari dia"

Thanks sister for the du'a.... :*

    Minggu, 17 Juli 2011

    Hidup Itu.. Mengendarai Sepeda


    Hidup itu mengendarai sepeda..

    Aku punya pengalaman buruk saat mengendarai sepeda. Saat di jalan yang menurun, kecepatan sepeda aku nggak tahu berapa. Yang jelas  ujung jilbabku melambai-lambai semangat tertup angin cukup kencang. Di tikungan aku terlambat berbelok. Aku membanting stang terlalu mendadak, dan jatuh rebah di aspal depan Kantin Bengkok dengan suara ‘Brakk!!!!’. Aku pulang dengan badan lebam dan tangan berdarah-darah..
    Untung nggak lebih parah..

    Sejak itu aku sempet takut naik sepeda lagi. Terutama di turunan dan di jalan raya.

    Aku nyoba naik sepeda lagi pas di Kota Tua bareng temen-temen. Kami ikut paket penyewaan sepeda dengan rute ke Sunda Kelapa, Museum Bahari, Toko Merah, dan beberapa tempat lainnya. Sempet takut karena sepedanya berat tapi setelah nyoba keliling aku mulai biasa. Sebelum berangkat aku pikir jalan menuju tujuan aman-aman aja, ternyata… lewat jalan raya!

    Takut jatuh. Itu yang pertama dirasa..

    Tapi guidenya bilang.. “Selama neng terus ngayuh, selama neng tenang dan terus gerak, Insya allah neng nggak akan jatuh..”

    “Bismillah..” Sebisa mungkin aku tenang, meski sempet gemeteran, aku terus gerak, kayuh, dan jaga keseimbangan..

    Dan Alhamdulillah, aku pulang dengan selamat #senyum

    Dan bener, selama kita terus kayuh, konstan, dan tenang, kita nggak akan jatuh..

    Sampai kostan aku jadi kepikiran kata-kata tour guidenya. Dipikir-pikir, hidup itu kayak mengendarai sepeda. Selama kita keep moving on, kita nggak akan jatuh, kita akan stabil. Insya Allah. Kalau diibaratkan, pengalaman aku jatuh dari sepeda mungkin hampir bisa disamakan dengan ‘kegagalan’, kalau setelah itu aku nggak mau lagi naik sepeda, itu mungkin sama aja dengan ‘menyerah karena pernah gagal’, nggak mau nyoba lagi, kapok karena pernah gagal. Tapi aku ngerubahnya dengan nyoba lagi naik sepeda, diibaratkan dengan ‘berusaha bangkit kembali setelah mengalami kegagalan’. Mengayuh sepeda dengan tenang dan konstan diibaratkan sebagai ‘keep moving on, meskipun pernah gagal, hidup harus terus berjalan’. Dengan begitu aku nggak akan jatuh lagi, kalau pun jatuh, aku akan bangun dan ngayuh sepeda sampe sampai ke tujuan. Meskipun dalam kehidupan mengalami kegagalan lagi, kita akan tetap bangit dan terus usaha sampai tujuan hidup kita terwujud..

    Life is like riding a bicycle, as long as you keep moving and stable, you’ll never fall : )

    Ini Tentang Poni, Bukan Tentang Pasta…


    Kemarin aku merealisasikan rencana aku masak creamy pasta. Setelah berkutat di dapur selama satu jam akhirnya si pasta jadi dan hampir abis sama orang-orang rumah dan sodara-sodara. Aku seneng sih soalnya dibilang enak terus seger soalnya bahan-bahannya fresh dan emang nggak aku tambah penyedap (nggak ditambahin daging juga). Ibu aku yang nyoba bilang enak, dan ibu suka, ayah juga. Dimas sama Candra juga makan dan diabisin bagiannya. Meskipun sebelumnya Candra bilang dia lebih suka kalo saus pastanya Bolognese, tapi bikinan aku tetep dimakan dan diabisin. Haha.

    Aku sisain seporsi buat Putri, dia lagi ada acara di DTH gitu. Aku tunggu-tungguin dia pulang soalnya emang aku pengen banget dia coba. Dia kan lebih doyan masak daripada aku, terus makanannya suka enak. Makanya aku pengen denger pendapat dia, masakan aku enak atau nggak.

    Akhirnya dia pulang, aku semangat nyuruh dia coba. Dan dia bilang enak! Seneng, hehe. Nggak tau kenapa, seneng aja kalo sodara perempuan kita muji masakan kita. Iya kan? Akhirnya pastanya abis tanpa sisa. Di dapur tinggal wadah kotor doang. Haha.

    Tapi ceritanya nggak happy ending sodara-sodara..

    Setelah makan, Putri minta aku potongin poninya (soalnya aku potong poni sendiri dan hasilnya pas). Aku bilang, aku ga berani soalnya aku nggak pernah motong rambut orang. Dia bilang ga papa. Akhirnya aku ambil gunting. Padahal udah aku kira-kira tuh segimana. entah karena dianya yang terlalu nunduk atau akunya skip, potongnya kependekan. Kaget…

    Dia bilang “Kayaknya kependekan deh ini, kalo latihan poni aku jadi ngga bisa dipinggirin..”

    Aku minta maaf, dianya sih iya2 aja, tapi langsung masuk kamar. Sumpah lah sedih, ngerasa bersalah…

    Dia udah muji masakan aku tapi aku malah bikin dia kecewa dengan motong poni dia kependekan..

    FAIL banget lah aku..

    Vegetarian Creamy Pasta



     


    Bahan :
    • 250 gram pasta fusili (bisa diganti jenis lain)
    • 2 sendok makan margarine
    • Saus Creamy :
    • 2 buah bawang Bombay
    • 3 siung bawang putih
    • 2 sendok unsalted butter
    • 150 cc air matang
    • Sayuran (wortel, tomat, kentang, jagung) dipotong dadu
    • 350 cc susu murni (bisa diganti ultra atau low fat)
    • 2 sdm tepung terigu
    • Garam, gula,  dan merica secukupnya
    • 50 gram keju cheddar 

    Cara Membuat :
    1. Rebus pasta bersama margarine hingga matang (kira-kira 15-20 menit), angkat dan tiriskan. Kemudian buat saus creamynya.
    2. Tumis bawang Bombay dan bawang putih yang  diiris tipis hingga harum dengan unsalted butter.
    3. Masukkan sayuran (kecuali tomat) yang telah dicuci bersih dan dipotong dadu, tambahkan 150 cc air matang. Masak sayuran hingga matang tapi jangan sampai terlalu empuk.
    4. Tambahkan 2 sdm tepung terigu dan 350 cc susu murni, masak dengan api kecil sambil diaduk hingga mengental. Tambahkan garam, gula  dan merica sesuai selera.
    5. Setelah mengental, masukkan  pasta sambil diaduk sampai rata tercampur dengan sayuran.  Kemudian tambahkan  tomat yang telah diiris dadu.
    6. Taburi parutan keju, pasta diap untuk disajikan : )

    Memenuhi Keinginan Selama KP


    Waktu KP, aku sama Faiza sering ngobrol-ngobrol random sambil liat-liat internet. Karena kita suka makan, jadinya liat-liat café di Bandung yang murah dan enak-enak. Di kostan, makanan paling pas untuk memanjakan diri cuma spaghetti La Fonte. Terus aku sama Faiza kepikiran pengen bikin pasta yang creamy gitu, dan keinginan itu kita bilang berkali-kali. sampe aku akhirnya bilang, pokoknya sampai Bandung aku mau masak creamy pasta. 

    Hari ini hari Minggu pertama di Bandung setelah aku pulang KP. Pagi-pagi aku beli bahan-bahan yang udah aku list buat masak pasta. Sebenernya aku itu bukan orang yang suka banget masak, tapi kalo sekalinya masak ya niat banget. Ya udah, aku mikir porsinya agak banyak aja, toh bakal ada sodara juga, lagian adik-adik aku juga emang suka makan pasta macem spaghetti atau macaroni gitu tapi di rumah belum pernah nyoba bikin yang creamy.

    Aku keliling tegalega beli susu sama sayur-sayuran. Sampai rumah aku langsung rebus pasta (yang fusili) sambil motong-motong sayur. Karena udah lama nggak masak sendiri (di kostan mengandalkan makanan instant) aku jadi agak kagok terutama pas ngebersihin kulit wortel sampe sempet hampir keiris gitu tangan aku tapi lama-lama lancar. Setelah sayuran semua beres dipotong dan fusilinya udah aku angkat, aku secara random manasin minyak, masukkin bawang Bombay, sayuran, air, garam, lada, tepung terigu, susu, diaduk sampai kental, baru pastanya dimasukkin. Terakhir, aku masukkin tomat.

    Aku nggak ada resepnya sih, bikinnya tuh terserah mau aku aja, sampe aku liat kok sayurnya jadi lebih banyak dari pastanya. Hahaha. Tapi kalo aku sih suka, jadi warna warni gitu. Terus karena isinya sayur semua dan ngga pake daging, ngga pake telor juga, adik aku namain ‘vegetarian creamy pasta’.

    Setelah itu aku wadahin di piring, buat Candra, ibu, Dimas juga. Seneng deh, masakannya dibilang enak.  Ibu bilang sayurnya seger terus masih ‘kerasa sayur’ ya karena emang aku masak sayurnya nggak sampe layu yang penting udah kerasa empuk. Aku disini nggak pake daging soalnya emang pengen bikin isinya full sayuran. Sebenernya pengen nambahin ayam yang dipotong dadu atau udang, tapi emang ngga sempet beli. Ibu juga bilang fusilinya nggak kelewat creamy soalnya kita pernah makan creamy pasta di sebuah restoran dan malah jadi enek gara-gara kelewat creamy. Aku juga bersyukur aku nggak ngasih garam sama lada kebanyakan jadi jatornya di rasa pas nggak kaya rasa sop hhe. Terus fusilinya aku wadahin juga buat sodara –sodara yang dateng kerumah. Mereka bilang bikinan aku enak. ….

    Dengan ini hasrat masak creamy pasta selama KP terpenuhiii….. \(^o^)/

    Aku jadi semakin semangat masak lagi. Haha.