Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Saya suka melakukan hal-hal yang menurut saya menarik dan orang-orang sulit melakukannya :) Saya suka bercerita tentang apa yang terjadi hari ini dan mendengarkan cerita teman-teman tentang betapa rumitnya hidup :P Saya selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk orang yang saya sayangi :* Sangat susah bagi saya untuk memilih, meskipun saya sudah menentukan prioritas. Seorang sanguinis- koleris yang perfeksionis namun berusaha untuk tidak terlalu idealis. Haha.

Selasa, 19 April 2011

Aku, Tuhan, dan Cinta

Tuhan,
Jadikan aku selalu mencintaimu
Jadikan cintaku padaMu lebih besar dari apapun, jadikan cintaku pada seseorang adalah karenaMu
Jangan berikan aku kecintaan akan harta, berikan aku kecintaan pada sesama
Jangan butakan aku dengan cinta, jadikan cinta membuka mataku lebih lebar
Jangan jadikan cinta sebagai alasanku berdusta, jadikan cinta senantiasa membuatku jujur
Jangan kunci hidupku dengan cinta, jadikan cinta membuatku bebas berkarya
Jangan hetikan aku dengan cinta, semoga cinta memberiku kekuatan  melangkah lebih jauh
Jangan biarkan aku mengatasnamakan cinta untuk perbuatan-perbuatan yang tak Kau izinkan
Jadikan cinta mengikat erat tali persaudaraan keluargaku, orang-orang yang kusayangi
Jadikan aku mencintai hidupku agar aku dapat mengabdi dengan tanggung jawab dan memberi manfaat
Jadikan aku mencintai diriku agar aku senantiasa bersyukur

Ini cerita cinta, ini doa..

Selasa, 05 April 2011

Kata Siapa Laki-laki Tidak Sedih?

Terinspirasi dari sebuah obrolan panjang aku dan seseorang sebut saja Faisal, karena namanya memang Faisal, terciptalah tulisan ini. Mungkin setelah dibaca agak buruk, karena baru kali ini aku menulis dengan sudut pandang orang lain, dan yang ini, sebagai laki-laki.  Dan tidak ada tujuan lain selain menumpahkan apa yang Faisal tumpahkan ke aku, yaitu omongan-omongan yang dia anggap sampah, dan aku jadi tempat sampahnya. Aku ingin menuliskan ini hanya karena aku sadar, aku sebagai perempuan kadang berpendapat laki-laki itu begini begitu tanpa memikirkan apa yang sebenarnya mareka rasakan, haha.  Untuk teman yang kebetulan membaca, jika tidak suka silakan katakan, dan jika berminat, tinggalkan komentar :)



Aku sudah sering melihat banyak perempuan yang menangis saat merasa tidak nyaman, kecewa, terutama saat hatinya merasa tersakiti oleh laki-laki, dan aku sungguh mengerti. Aku sudah terbiasa melihat perempuan menangis lama bahkan terkorek kembali lukanya meski kejadiannya sudah bertahun-tahun. Namun terkadang, kesedihan itu sirna atau berkurang karena mereka punya banyak sahabat yang menjadi tempat berbagi dan ibu yang selalu menemani, mendengarkan keluh kesah dan tangis mereka.

Lalu bagaimana dengan kaumku? Yang seringkali dijadikan 'tertuduh'? Yang sering dijadikan 'pelaku' oleh mereka yang tersakiti? Dan aku sadar betul, banyak sebagian dari kaumku yang enggan meneteskan air mata sedikitpun meski batinnya terguncang hebat, karena ayah selalu bilang, 'Laki-laki tidak boleh manja, laki-laki tidak boleh menangis'. Aku menjadi yakin dengan apa yang aku sadari bahwa laki-laki, saat hatinya terluka, mungkin tak akan ada air mata yang menetes namun bisa jadi yang muncul hanya raut kebencian dan kekecewaan yang sangat mudah dikenal.

Sejujurnya aku ingin meluruskan pandangan perempuan terhadap laki-laki, terutama anggapan bahwa laki-laki tidak merasakan sedih. Serin ak7 mendengar kata-kata seperti "Dia sih enak laki-laki, masalah nggak dia pikirin, sedih juga nggak. Dasar nggak peka, nggak sensitif". Hei, laki-laki juga manusia, yang jauh di lubuk hatinya pun pasti pernah ada kesedihan yang mendalam. Bohong kalau laki-laki tidak pernah sedih, karena meski waktu telah lama berlalu, apa yang menimbulkan luka pasti akan selalu diingat. Manusia bukannya memang begitu ya?

Aku laki-laki, dan aku menangis saat ibuku sakit atau saat ibuku menangis karena aku nakal, aku menangis saat ayahku kecewa padaku karena aku tak sebaik beliau, aku menangis untuk nilai-nilaiku yang jelek dan usahaku yang tidak maksimal, aku menangis saat menyadari bahwa aku tak cukup dapat memberi manfaat untuk orang di sekitarku, dan aku menangis saat orang yang aku sayangi meninggalkanku, lebih menangis lagi saat melihat dia sekarang bersama orang lain yang bukan aku.


Tapi memang, tangisku hanya dalam hati, dan kurasa banyak laki-laki melakukannya...



Dan kata siapa pula laki-laki mudah melupakan? Itu bohong. Ya, di depan 'mereka' aku bisa bilang aku 'lupa', tapi tahukah kalian, setiap ada waktu kosong untuk merenung, pikiranku akan melayang ke kejadian apapun yang tiba-tiba terlintas, randomized. Tentu saja, hal ini tidak akan terjadi sekali, tapi berulangkali. Sehingga terkadang, aku merasa tersiksa perasaannya jadi lelaki. 

Laki-laki pun bisa jadi lemah dan rapuh
Laki-laki pun bisa jadi pribadi yang tertutup
Laki-laki pun bisa jadi pura-pura tegar
Laki-laki pun bisa merasa lelah
Dan laki-laki pun bisa jadi sulit mengatakan cinta

Uniknya kami, laki-laki, kami  berusaha menutupi dan tetap memperlihatkan sikap sewajarnya untuk memulihkan perasaannya kami sendiri. Jangan ada yang lain yang merasakan, kami enggan berbagi...


Kami tidak ingin langkah kami berhenti dan hidup yang kami lanjutkan tanpa keceriaan, karena itu banyak dari kami memilih bungkam. Waktu luang kami pakai merenung, bukan untuk bercerita, seperti layaknya kaum perempuan. Inilah kami, sebagai ciptaan Tuhan, sama kompleksnya dengan perempuan.


Buat kami, teman adalah segalanya, dan banyak dari kami rela berkorban demi seorang teman. Buat kami semua teman adalah sahabat, berbeda dengan perempuan yang lebih selektif dalam bersosialisasi, sehingga, aku sendiri, sebagai laki-laki seringkali  dibuat bingung dengan tingkah perempuan di kehidupan sosial. Sekali lagi, buat kami teman adalah segalanya, namun bukan berarti selamanya dapat berbagi, karena kami, dalam hal ini pendapatku, harus belajar untuk menangani segala masalah ataupun kondisi sendiri.

Kami sebenarnya tidak ingin mengungkit-ungkit, kami ingin membiarkan segala berjalan apa adanya. Kami lebih tidak ingin meratapi kesedihan karena larut dalam kesedihan hanya akan membuat kami semakin terpuruk. Kami ingin berbagi, tapi hanya pada orang-orang tertentu agar beban di pundak terasa lebih ringan, dan yang jelas, pandangan bahwa kami tidak sedih adalah ketidak-benaran semata.

Kata siapa laki-laki tidak merasakan sedih? 


Mohon maaf bila ada kata yang kurang mengena atau kurang mengenakkan, namanya juga yang nulis perempuan. Ahaha. Aku menulis ini bukan untuk apa-apa, para lelaki jangan marah ya. Aku hanya mencoba memandang sesuatu dari sisi laki-laki lewat curahan hati seorang teman.


thanks for Faisal Aziz Arrafiq, one of my bestfriend, for the inspiration....
emm, and for someone that I can't mention his name...