Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Saya suka melakukan hal-hal yang menurut saya menarik dan orang-orang sulit melakukannya :) Saya suka bercerita tentang apa yang terjadi hari ini dan mendengarkan cerita teman-teman tentang betapa rumitnya hidup :P Saya selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk orang yang saya sayangi :* Sangat susah bagi saya untuk memilih, meskipun saya sudah menentukan prioritas. Seorang sanguinis- koleris yang perfeksionis namun berusaha untuk tidak terlalu idealis. Haha.

Rabu, 30 Januari 2013

Salah satu perilaku yang bijaksana adalah tidak terpengaruh omongan orang lain sebelum ada bukti yang jelas. Herannya masih ada aja yang usaha keras untuk mendapatkan respon reaktif. Padahal nggak mempan. Get a life, salam kenal :)

Adys

Main Sama Anak-Anak SBBH



Minggu ini jujur saya bener-bener merasa kesepian di tengah kesibukan sendiri. Mau ngabisin waktu sama keluarga, nggak bisa. Adik-adik lagi heboh sama tugas sekolah, ayah-ibu heboh sama urusan kerjaan dan ini itu. Mau ngabisin waktu sama temen-temen, lebih nggak mungkin, ada yang ngurusin TA, mulai kuliah lagi, ngerjain proyek, bikin tugas, penelitian S2, kerja dll.

Mungkin saya emang lagi beneran kesepian. Di kantor itu jumlah orangnya sedikit, bisa dihitung dengan jari, mayoritas udah berkeluarga. So.. wajar kan ya kalau saya merasa temen saya sedikit? Hahaha.

Kemarin secara kebetulan kantor kosong, saya memilih nggak masuk kantor *hahah!* karena lagi pengen cari suasana lain. Pergi ke kampus mau donor darah, lagi-lagi saya nggak sama siapa-siapa. Saya BBM Faiza, secara kebetulan Faiza mau ke daerah Dago, tiba-tiba dia ngajak saya “Main yuk ke Sekolah Bermain Balon Hijau, main sama anak playgroup gitu :D”

Saya suka banget sama anak kecil. Suka main sama anak kecil, gendong-gendong anak kecil. Anak kecil itu lucu, imut, dan polos. Saya suka. Haha. Gemes..

Niat donor darah jam 9 pun mundur jadi jam 11 karena saya ngabur sama Faiza ke SBBH. Kegiatan belajar dan bermainnya diadain di Masjid Al-Istiqlal Tubagus Ismail. Sampai sana, WAW! Anak kecilnya banyak bangeet! Pengen saya karungin satu-satu terus bawa pulang ke rumah. Hahaha. Awalnya sih canggung di situ, bingung mau ngapain. Tapi tiba-tiba  ada bocah dateng narik-narik baju, “Bu Guru, ayo kita main sebrang-sebrangan…”. Ternyata hari itu mereka lagi belajar tentang lalu lintas. Saya seneng banget dipanggil Bu Guru. Sampe berbinar-binar kayaknya kalau kata Faiza.

Setelah main sebrang-sebrangan (ada yang jadi polisi, pengendara motor-mobil, pejalan kaki), mereka dibagi gambar untuk mewarnai sama Bu Guru Vina. Haha. Lucu mainnya kerubutan gitu, “Aku mau! Aku mau!”, terus pada antusias milih pensil warna, krayon, spidol.


Saya temenin Nova mewarnai. Dia udah pinter lho ngewarnainnya, cuma belum rapi :)



Setelah kurang lebih satu jam main sama anak-anak, akhirnya tibalah di penghujung acara *ini apa banget ya bahasanya, haha*. Bocah-bocah gemesin itu cium tangan Bu Guru - Pak Guru pamitan pulang sama ibu atau mbaknya. Hmmmm…ada rasa senang yang teramat sangat lho pas liat mereka ketawa-ketawa dan bilang “Dadah, dadah Bu Guru!”

Pagi itu saya bener-bener merasa hilang penat dan seger. Ketawa terus. Nggak ada yang namanya sepi, suntuk. Pas balik ke kantor siang harinya pun, rasanya jadi seneng. Sebenernya pengen banget main sama mereka tiap Senin, Rabu, dan Jumat jam 9-10. Apalah daya, ngantor weeey..ngantooor….. Ahahah

Semoga ada kesempatan lagi :)

Info tentang SBBH bisa dilihat di sini dan di sini :)

Donor



Ini adalah cerita (atau curhat?) tentang pendonor darah (yang sering ditolak)

Ayah dulu pernah bilang, salah satu cara beramal yang insya Allah sangat manfaat adalah mendonorkan darah. Waktu kecil saya sering diajak ayah ke PMI Jl. Aceh, atau ke acara-acara donor darah buat liat ayah donor. Awalnya sih serem, darahnya ngalir ke luar lewat selang. Tapi waktu itu Ayah bilang, darah yang kita donorkan akan digunakan sama orang-orang sakit yang operasi, yang kecelakaan dll. Sejak itu saya menganggap donor darah itu keren.

Donor darah itu dorongan jiwa kemanusiaan, panggilan jiwa dan butuh keberanian. Donor juga banyak keuntungannya, darah yang didonorkan Banyak deh yang mau donor darah tapi takut sama jarum, makanya harus berani. Saya mulai donor darah sejak Mei 2011, awalnya deg-degan, jarumnya agak gede. Hehe. Tapi ternyata nggak sakit, cuma ngilu-ngilu doang. Sekali ambil kira-kira 350cc darah.

Sejak pertama donor darah, sampai sekarang, saya baru 4 kali donor darah. Iya, beneran baru 4 kali dalam kurun 1.5 tahun ini. Harusnya bisa sekitar 6-7 kali kan jarak tiap kali donor minimal 2.5 bulan. Bukannya saya males atau apa. Tapi dari sekian kali percobaan donor itu, saya lebih sering ditolak daripada diterima.

Syarat seseorang bisa mendonorkan darahnya lumayan banyak. Tapi buat kita yang sehat-sehat aja (terutama ngga HIV/AIDS, ngga pernah kena penyakit karena virus, TBC, etc) insya Allah gampang. Salah satu syaratnya adalah tekanan darah sistole = 110 – 160 mmHg, diastole = 70 – 100 mmHg, Hb minimal 12.5 gram. Di sinilah 'masalah' buat saya muncul, yang bikin saya sering banget ditolak jadi donor.

Ibu saya punya riwayat tekanan darah rendah, dan ternyata itu menurun ke saya. Hampir setiap cek, tensi saya cuma sekitar 100/70, bahkan  90/60, padahal saya ngerasa sehat-sehat aja. Jelas kalau setelah cek tensi saya 110/70 saya girang bukan main.

Masalah lainnya adalah nilai Hb. Standar pendonor adalah 12.5 gram untuk perempuan maupun laki-laki. Kacaunya adalah, sering tiap kali saya ukur Hb selalu ada di kisaran 12.3. Nggak boleh donor. Kesel? Sedih? Jelas.

Saya sering banget nanya, gimana caranya supaya tensinya nggak rendah? Gimana caranya supaya Hb-nya bagus (>12.5)? Jawabannya paling banyak adalah : makan daging kambing, makan duren, jangan capek, makan kismis, minum viliron etc. Tapi buat saya belum berhasil --"

Nggak boleh nyerah, harus bisa nih di kesempatan selanjutnya. Hoho.

Bersyukurlah teman-teman yang nggak punya penyakit berat, yang nggak punya riwayat tekanan darah rendah. Yang selalu sehat dan bugar. Ayo siapkan fisik dan mental, donorkan darah teman-teman! Semakin giat donor darah, semakin terpacu juga untuk menjaga kesehatan :D

Senin, 28 Januari 2013

Jangan hidup tergesa-gesa...



Bangun tidur?

Menguap? Membuka jendela? Merapikan tempat tidur? Apapun yang dilakukan, pasti diawali dengan melihat jam, "Pukul berapa sekarang?". Setelah tahu pukul berapa, lalu apa? Kalau masih terlalu pagi, tidur lagi. Kalau kesiangan, lari ke kamar mandi.

Jam berapa sekarang?

Waktu terus berdetak mengarahkan kemana kita harus bergerak. Mengingatkan agar jangan sampai terlambat, secara tidak langsung memberi tahu di mana posisi waktu di hadapan sisa waktu hari itu. Akan digunakan apa waktu hari ini? Waktulah yang membuatkan keputusan sejak pertama terjaga.

Waktu. Kita adu lari dengan waktu, bergegas dengan tergesa-gesa dari satu janji ke janji yang lain. Dari satu target ke target yang lain. Dari satu tugas ke tugas yang lain. Dari satu orang ke orang yang lain. Begitu sepanjang hari, seakan-akan setiap kesempatan tercantum dalam sebuah jadwal.

Lalu dimulailah hidup kita yang tergesa-gesa sambil melihat waktu. Seluruh hidup untuk kerja dan kerja, mumpung masih ada umur katanya. Tanpa sadar kita benar-benar menjalani hidup dengan tergesa-gesa, tersenyum pun tergesa-gesa, bahkan beribadah pada Tuhan pun tergesa-gesa.

Ketergesaan, berawal dari obsesi kita yang ingin mendapatkan sesuatu secara cepat. Bahayanya, obsesi berlebihan membuat pikiran tak wajar. Tergesa-gesa punya uang. Tergesa-gesa membeli barang. Tergesa-gesa bebas dari hukum. Tergesa-gesa selesaikan tugas. Tergesa-gesa mencari jodoh. Padahal, semua ada waktunya. Jika kita bersabar sedikit, bukankah yang didapatkan akan jauh lebih baik? Bukankah akan lebih puas, lebih nikmat dan lebih bersyukur karenanya?


Latihlah kesabaran.Semakin terbina rasa sabar, semakin bahagian dan tenang diri kita, bahkan ketika dunia tidak berjalan seperti yang kita kehendaki. Kesabaran membuat kita mampu mengendalikan diri, mengambil pilihan yang bijaksana. Kesabaran membuahkan kedewasaan dan kearifan. - M.J. Ryan, The Power of Patience

Rasulullah bersabda, "Barang Siapa melatih dirinya untuk bersabar, niscaya Allah akan memberinya kekuatan untuk bersikap sabar." - Qommaruzzaman Awwab, La Tahzan for Teens

Seorang penyair berdendang, "Kuraih kejayaan dengan langkah merayap, sedang mereka yang jalan cepat telah kepayahan dan menyerah sebelum sampai di tujuan." - Qommaruzzaman Awwab, La Tahzan for Teens

 Yuk, belajar untuk jadi orang yang lebih sabar dan tidak tergesa-gesa :)

Kamis, 24 Januari 2013

Sekelumit "Kisah Masa Depan"



Rasulullah SAW. pernah menuturkan sekelumit “kisah masa depan” kepada para sahabat. Kelak Allah mengumpulkan seluruh manusia dari yang pertama hingga yang terakhir dalam satu daratan. Pada hari itu matahari mendekat kepada mereka dan manusia ditimpa kesusahan dan penderitaan yang mereka tidak kuasa menahannya.

Di antara mereka ada yang berkata, “Tidakkah kalian lihat apa yang telah menimpa kita, tidakkah kalian mencari orang yang bisa memberikan syafaat kepada Rabb kalian?”

Yang lain lalu menimpali, “Bapak kalian adalah Adam a.s.”

Akhirnya mereka mendatangi Adam lalu berkata, “Wahai Adam, Anda bapak manusia, Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya, dan meniupkan ruh kepadamu, dan memerintahkan kepada para malaikat untuk bersujud kepadamu, dan menempatkanmu di surga. Tidakkah engkau syafaati kami kepada Rabb-mu? Apakah tidak kau saksikan apa yang menimpa kami?”

Maka Adam berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini sedang marah yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan sesunguhnya Dia telah melarangku untuk mendekati pohon (khuldi) tetapi aku langgar. Nafsi nafsi (aku mengurusi diriku sendiri), pergilah kalian kepada selainku, pergilah kepada Nuh a.s.”

Lalu mereka segera pergi menemui Nuh a.s dan berkata, “Wahai Nuh, engkau adalah Rasul pertama yang ditus ke bumi, dan Allah telah memberikan nama kepadamu seorang hamba yang bersyukur (‘abdan syakura), tidakkah engkau saksikan apa yang menimpa kami, tidakkah engkau lihat apa yang terjadi pada kami? Tidakkah engkau beri kami syafaat menghadap Rabb-mu?”

Maka Nuh berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya. Sesungguhnya aku punya doa, yang telah kugunakan untuk mendoakan (celaka) atas kaumku. Nafsi nafsi, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Ibrahim a.s.!”

Lalu mereka segera menemui Nabi Ibrahim dan berkata, “Wahai Ibrahim, engkau adalah Nabi dan kekasih Allah dari penduduk bumi, syafaatilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang menimpa kami?”

Maka Ibrahim berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marah seperti ini sesudahnya, dan sesungguhnya aku telah berbohong tiga kali. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada selain aku, pergilah kalian kepada Musa a.s!”

Lalu mereka segera pergi ke nabi Musa, dan berkata, “ Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah. Allah telah memberikan kelebihan kepadamu dengan risalah dan kalam-Nya atas sekalian manusia. Syafaatilah kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”

Lalu Musa berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan pernah marah seperti ini sesudahnya. Dan sesungguhnya aku telah membunuh seseorang yang aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Nafsi nafsi, pergilah kalian kepada selainku, pergilah kalian kepada Isa a.s.!”

Lalu mereka pergi menemui Nabi Isa, dan berkata, “Wahai Isa, engkau adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang dilontarkan kepada Maryam, serta ruh dari-Nya. Dan engkau telah berbicara  kepada manusia semasa dalam gendongan. Mohonkan syafaat bagi kami kepada Rabb-mu! Tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”

Maka Nabi Isa berkata, “Sesungguhnya Rabb-ku pada hari ini sedang marah dengan kemarahan yang tidak pernah marah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan pernah marah seperti ini sesudahnya. Nafsi nafsi, pergilah kepada selainku, pergilah kepada Muhammad SAW.!”

Akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad SAW. dan berkata, “Wahai Muhammad, engkau utusan Allah dan penutup para nabi. Allah telah mengampuni desamu yang lalu maupun yang akan datang. Syafaatilah kami kepada Rabb-mu, tidakkah kau lihat apa yang kami alami?”

Lalu Nabi Muhammad SAW. pergi menuju bawah ‘Arasy. Di sana beliau bersujud kepada Rabb, kemudian Allah membukakan kepadanya puji-pujian-Nya, dan betapa indahnya pujian-Nya, sesuatu yang tidak pernah dibukakan kepada seorang pun sebelum Nabi Muhammad. Kemudian Allah SWT. berkata kepada Muhammad, “Wahai Muhammad, mintalah, niscaya kau diberi, dan berilah syafaat, niscaya akan dikabulkan!”

Maka Nabi mengangkat kepala dan berkata, “Umatku, wahai Rabb-ku. Umatku, wahai Rabb-ku. Umatku, wahai Rabb-ku!”

Lalu Allah menyampaikan kepadanya, “Wahai Muhammad, masukkan ke surga di antara umatmu yang tanpa hisab dari pintu sebelah kanan dari sekian pintu surge, mereka memiliki hak bersama dengan manusia yang lain pada selain pintu tersebut dari pintu-pintu surga,” (HR. Bukhari dan Muslim)

Betapa kita sangat membutuhkan Rasulullah SAW. agar bisa menyelamatkan kita dari berbagai kegelisahan yang terjadi pada hari kiamat.

Ibnu Muhammad Salim, Keajaiban Shalawat ; Sekelumit “Kisah Masa Depan” Hal. 38-44


Selasa, 08 Januari 2013

Nikmat

Mendekatkan diri dengan Allah itu..penuh kejutan.

Hari ini saya merasakan nikmatnya usaha mendekatkan diri dengan Allah. Mendekatkan diri dengan cara bersyukur.
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Surah Ibrahim:7)
Belajar untuk mengucapkan "Alhamdulillah" pada setiap kesempatan ternyata membawa saya kepada kejutan yang tak terduga hari ini, kepada nikmatNya yang tiada hingga, yang mampu mengukir senyum di bibir saya sepanjang hari, bahkan mungkin hingga terbawa dalam mimipi.

Nikmat Allah ternyata memang tiada tandingannya, dalam bentuk apapun. Ya Allah, padahal hambaMu ini baru belajar, sungguh Engkau yang Maha Baik. Teringat doa tadi pagi, "Ya Allah, cukupkanlah nikmatMu kepadaku, atas apa yang aku butuhkan, bukan atas apa yang aku inginkan..". Dan hari ini Dia benar-benar memberi saya apa yang saya butuhkan, bahkan jauh dari ekspektasi saya, bahkan ternyata lebih berharga dari apa yang saya inginkan.
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya...... (Surah Ibrahim : 34)
Ya, ternyata keinginan manusia itu memang tidak ada apa-apanya. Allah selalu memberikan apa yang manusia butuhkan, dan itu selalu lebih baik daripada yang manusia inginkan.
Alhamdulillah...

Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan? :)

Minggu, 06 Januari 2013

Resolusi 2013 : Tangga-tangga Menuju Mimpimu!



Happy New Year For Us!

Wah, hampir nggak kerasa ya, sekarang udah tahun 2013 aja. Perasaan baru kemarin kita tahun baruan menyambut tahun 2012, hehe. Tapi saya yakin, selama satu tahun ke belakang pasti banyak banget hal-hal yang berkesan buat kita. Iya kan?

Nah, di tahun 2013 ini kita pasti punya mimpi-mimpi yang ingin diwujudkan dong? Bagaimana dengan resolusi kita di tahun 2013 ini? Sudah mantap? Punya resolusi setiap tahunnya memang bukan suatu kewajiban. Tapi, resolusi ini banyak sisi positifnya lho buat kita. Dengan memiliki resolusi setiap tahunnya, kita jadi punya tujuan pencapaian dan target yang jelas selama satu tahun ke depan. Selain itu, apa yang ingin kita raih juga jadi tebih tergambar. Adanya resolusi juga membuat kita jadi pribadi yang lebih baik dan lebih semangat mengejar mimpi-mimpi kita.

Kali ini saya mau berbagi tips dan trik dalam menyusun dan mewujudkan resolusi kita. Simak yuk!

1.   Evaluasi resolusi dan pencapaianmu di tahun sebelumnya

Bagaimana resolusi kita di tahun 2012? Apakah semuanya dapat tercapai? Atau masih ada ‘PR’ dari tahun lalu yang ingin diwujudkan tahun ini?
Sebelum memantapkan resolusi setahun ke depan, ada baiknya kita mengevaluasi resolusi yang telah kita jalankan tahun kemarin, dengan begitu kita bisa melihat sejauh mana pencapaian resolusi tahun lalu. Coba tuliskan apa saja target yang berhasil kita penuhi, dan  mana yang hingga saat ini belum tercapai. Dari situ, kita bisa mencari tahu kekurangan dan penyebab tidak tercapainya resolusi kita sekaligus mengatur strategi agar resolusi tahun ini lebih mantap. Semua kita pertimbangkan sesuai dengan kemampuan pribadi.

2.   List impianmu satu tahun ke depan

Apa saja impian kita yang ingin di wujudkan tahun ini? Sebut saja misalnya : ikut les bahasa, punya gadget baru, pergi wisata ke Bunaken, punya pacar, ingin lebih sabar, dll. Nah, coba list di sebuah kertas apa saja yang kita ingin wujudkan tahun ini. Cukup tuliskan saja dulu dan jangan dulu pikirkan mungkinkah terlaksana atau tidak. Pada step ini kita lebih dulu mengeksplorasi semua impian yang ada di dalam pikiran.

3.   Be realistic, Jadikan resolusimu jelas dan terarah

Nah, sekarang setelah kita sudah membuat list resolusi, coba lihat, ada berapa target yang benar-benar kita inginkan? Lihat kembali target-target tersebut apakah cukup realistis untuk diwujudkan? Memang baik menargetkan sesuatu yang menantang, namun sebaiknya kita lebih realistis dalam menjalankannya. Misalnya kita diberi uang saku dari orang tua 30 ribu perhari, maka kurang realistis kalau kita punya resolusi untuk menabung 20 ribu setiap harinya, maka lebih baik resolusinya diubah menjadi menabung 30-50 ribu per minggu.
Jadikan setiap resolusimu lebih spesifik dan terarah. Resolusi adalah target pribadi, jadi jangan susun resolusimu karena sekedar ikut-ikutan tanpa memiliki landasan yang kuat. Resolusi yang dibuat atas keinginan diri sendiri tentunya akan mampu menggerakkan dan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk diwujudkan.
4.   Tuliskan resolusimu

Nah, sekarang kita udah punya resolusi yang siap dijalankan nih. Jangan lupa tuliskan resolusi tersebut supaya memudahkan kita senantiasa teringat untuk menjalankannya. Agar mudah dibaca, Kita bisa menempelkannya di post-it di meja belajar, menuliskannya di notes gadget, atau menuliskannya di blog pribadi sebagai reminder. 

5.   Susun langka-langkah mewujudkan resolusimu

Punya resolusi berarti harus punya cara juga untuk mewujudkannya dong Kita. Misalnya, Kita punya resolusi untuk pergi jalan-jalan ke luar negeri tahun ini berarti langkah yang harus disusun kurang lebih antara lain : planning tempat jalan-jalan, nabung, hunting tiket, siapkan waktu dan pergi :D
6.   Cari teman seperjuangan

Punya ‘teman seperjuangan’ bisa membuat kamu lebih semangat dalam mewujudkan resolusi. Kita punya resolusi jadi ngurangin berat badan tahun ini, maka carilah teman seperjuangan yang punya resolusi sama. Teman seperjuangan ini bisa diajak sama-sama olah raga, ngingetin kalau kita makan nggak kontrol dll. Hehe, yoiii!!

7.   Evaluasi resolusimu secara berkala

Kita perlu ingat bahwa resolusi adalah komitmen yang kamu buat dan jalankan pada satu tahun ke depan. Jadi penting juga lho resolusi ini dievaluasi supaya kita konsisten dalam menjalankannya. Sediakanlah waktu bisa pebulan, per tiga bulan, perempat bulan, atau perenam bulan untuk mengevaluasi resolusi kamu. Dengan begitu kamu bisa tahu sejauh mana resolusimu kamu jalankan, mana yang sudah terwujud, mana yang belum, dan bisa terus menjaga semangat hingga tahun selanjutnya datang.
Yang pasti dalam menyusun dan mewujudkan resolusi kita harus yakin pada kemampuan diri sendiri bahwa kita bisa. Jangan lupa senantiasa berdoa dan berusaha demi mewujudkan impian kita setahun kedepan ya. Nah tunggu apa lagi? Yuk kita, mulai menyusun dan mewujudkan resolusi kita untuk satu tahun ke depan! | Dyshelly


*Will be published soon @ Halo Ganesha 6th Ed (with revision)