Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Saya suka melakukan hal-hal yang menurut saya menarik dan orang-orang sulit melakukannya :) Saya suka bercerita tentang apa yang terjadi hari ini dan mendengarkan cerita teman-teman tentang betapa rumitnya hidup :P Saya selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk orang yang saya sayangi :* Sangat susah bagi saya untuk memilih, meskipun saya sudah menentukan prioritas. Seorang sanguinis- koleris yang perfeksionis namun berusaha untuk tidak terlalu idealis. Haha.

Senin, 25 Februari 2013

Ice skating, seluncuran...



Ngerasa pengen nyobain banyak hal baru sebanyak mungkin dan sesering mungkin membawa aku benar-benar menuju dunia kenekatan. Main ice skating! Iya, aku yang keseimbangannya nggak-bisa-dibilang-bagus-banget dan jelas-jelas nggak bisa seluncuran pake in line skate atau roller blade plus sempet trauma naik sepeda gara-gara jatoh kebanting di tikungan kantin bengkok, berani-beraninya main ice skating! Ini semua gara-gara Gita Salmah Nuraisah. Hazet...

Berawal dari whatsapp-whatsapp mengiba Gita (eh, nggak juga sih, kelakuan aku sama Gita emang sebelas-dua belas), dan keinginan dia untuk main ice skating di Gardenice tapi nggak kesampaian mulu gara-gara nggak ada temen, akhirnya dengan rela hati aku ikut Gita ke PVJ. Sejujurnya karena penasaran juga sih. Haha!

Gita bilang nggak banyak yang tau di PVJ ada tempat main ice skating *iya gitu?*, tapi kemaren weekend kita ke sana emang sepi banget sih, cuma ada sekitar 10 orangan gitu. Minat orang Bandung main ice skating rendah kali ya? *ya kali Bandung lagi dingin mana ada yang mau main ice skating..* Kalau dibandingin Sky Rink MTA yang selalu penuh sih jauuuuh pokoknya. Sebenenrnya setahun lalu sempet ada niat mau main ice skating di MTA sama Gilang, Seno, Celeng, Kiki, tapi ya itu, penuh banget jadi baru liat udah males duluan *lagian dulu belum siap mental*. Hehe.

Setelah bayar tiket masuk dan naro barang di loker, aku sama Gita ukur sepatu. Gita ukuran 38 dan aku 37. Hahaha. Badan lebih kurus Gita, tapi kenapa kaki dia lebih gede (-_-“). Setelah pake sepatu, hap hap hap mulailah kami berdua melangkahkan kaki di lantai es yang dingin sambil pegangan pembatas ice ring. Hahaha. Langsung deh ketawa-ketawa bego berdua entah maksudnya apa, plus sambil ngobrol dan nyanyi-nyanyi ngikutin lagu yang diputer. Tapi setelah beberapa keliling akhirnya aku bisa lepas pegangan dan meluncur dengan lancar termasuk meluncur ke tengah meskipun jaraknya pendek-pendek. Tentu saja ini perjuangan, setelah 3-4 kali jatuh terduduk di lantai es yang dingin dalam waktu 90 menit! Ouch!

Manfaat main ice skating (buat yang belum bisa) :

  1. Latihan, biar bisa seluncur-seluncur, belok, dan muter-muter kayak yang udah pro! Yoi!
  2. Refreshing dengan cara yang beda, bosen kan belanja sama makan mulu.
  3. Latihan berdingin-dingin, siapa tau nanti keluar negeri terus main salju *halah, eh-tapi-Aamiin*
  4. Menertawakan kebodohan sendiri dan teman, terutama yang kerjaannya megangin pinggiran dan jatoh-jatoh mulu. Hahaha!
  5. Olahraga, kalau udah bisa meluncur sama belok bisa lomba-lombaan ngelilingin ice ring-nya. Asyik kalau di Gardenice sekali bayar sepuasnya mainnya mau dari buka sampai tutup juga ngga ada yang protes *kalau kuat fisik bisa aja sih..*


Kerugiannya cuma satu : MAHAL! Hahaha. Weekend 75rb belum termasuk loker, weekday 60rb. Tapi tenang, ada harga mahasiswa kok, dan jauh lebih murah. Yeyeyeye! *ngga ngaruh padahal, udah bukan mahasiswa*

Ayok main ice skating lagi, next time aku ajak kalian :D

Kamis, 21 Februari 2013

Cerita sedikit...



Seorang teman lelaki curhat ke saya tentang pacarnya yang ngambek karena dia temenan sama seorang perempuan. Sang pacar pikir hubungan pertemanan mereka ‘ada apa-apanya’ padahal sama sekali nggak. Teman saya ini orangnya jujur, baik, dan saya tahu dia pasti tulus sayang sama pacarnya (aseeek..dipuji lo :p), nggak mungkin lah dia pikirannya aneh-aneh. Teman saya itu pusing (uring-uringan mungkin ya?) dan mencoba berpositive thinking mungkin pacarnya memang lagi ada masalah atau emosinya lagi naik-turun. Kemudian dia cerita ke saya.

Hmm.. saya bukan sekali ini dicurhatin tentang masalah yang sama persisi kayak gini. Jangankan dicurhatin, ngalamin sendiri juga pernah. Haha. Kemudian setelah sadar kayaknya masalah kayak gini emang sering banget terjadi di hubungan anak muda (cieeeh, apa pula bahasanya). Saya coba kasih pendapat saya deh, siapa tau bisa jadi masukan yang baca saat membina hubungan serius (menikah ya, menikah.) nanti. Toh apa yang terjadi sekarang itu memang bakal jadi pelajaran buat kita di masa depan.

Perempuan pada dasarnya memang diciptakan lembut hatinya, perasaan halus, sangat peka, mudah tersentuh, dan perasa. Nggak aneh menemukan perempuan gampang nangis, bertutur kata baik, bersikap manis, dan sensitif karena memang umumnya perempuan cenderung ke salah satu atau lebih sifat tersebut. Terus kalian, para lelaki, pasti pada bingung atau mungkin sebel ya kalau perempuan keluar sifat sensitifnya.

Studi kasus : A (lelaki) sebut aja punya pacar namanya B, mereka memutuskan untuk menjalani hubungan dengan serius, bukan pacaran anak SMA. A ini punya sahabat perempuan namanya C yang B nggak kenal sama sekali. Sebelum A sama B jadian, A sama C udah lama berteman, sering cerita-cerita, jalan bareng, saling bantuin, saling nyemangatin, canda-candaan, pokoknya best friend deh. Terus B yang sekarang jadi pacarnya A bete banget kalau tau A sama C ketemu atau masih deket. Bawaanya ngambek. Pokoknya B takut kalau C ada perasaan sama A ataupun sebaliknya. Tapi B sungkan bilang sama A jadi keliatannya malah kayak ngambek nggak beralasan gitu. B nggak benci sama C, tapi nggak suka aja sama cara berteman C sama A, terlalu deket kalau kata B. Hmm.. mungkin B merasa terasingkan ya.

Kalau ada di posisi itu, coba terangkan kalian mau gimana? Misal kalian para lelaki jadi si A, apa yang akan kalian lakukan. Kalau para perempuan jadi B apa tanggapan kalian? Atau jadi C, menurut kalian, kalian harus gimana? Saya sendiri pernah ada di posisi B, maupun C. Saat di posisi B saya sering mangkel sendiri, bete sendiri, saya ngerasa banget kalau soal ini hal kecil berbau negatif pun bisa sangat mempengaruhi pikiran si B. Lucunya saat saya ada di posisi si C, saya lebih sering berpikir “Apa banget sih B, santai aja kali...” dan sering saya jadi segan sama sahabat saya, sampai terkesan “Enaknya gw jaga jarak aja deh, gw nggak enak sama cewek lo..”

Huhah! Untuk menanggapi masalah seperti itu, yang sebenarnya kecil tapi kalau dibiarkan malah jadi duri dalam daging and will ruins everything, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan di sini...

Untuk para lelaki
Perempuan yang dekat dengan kalian / sedang menjalin hubungan dengan kalian umumnya nggak terlalu suka kalau kalian akrab sama perempuan lain meskipun itu cuma teman. Konteksnya kalian cuma teman, tapi ada kalanya mereka akan mikir yang aneh-aneh, semisal teman perempuan kalian seuka sama kalian, atau kalian ada main sama teman sendiri. Pikiran itu memang non sense, nggak tentu logis tapi bukan sesuatu yang nggak mungkin terjadi. See? Akan ada suatu waktu dimana perempuan memunculkan sifat posesifnya dan menunjukkan kecemburuannya. Sewaktu-waktu bisa jadi mereka nggak percaya. Makanya mereka harus diyakinkan.

Bikin mereka yakin jadi suatu kewajiban apalagi kalau kalian memang serius sama mereka. Salah satu caranya adalah perbaiki komunikasi dan kenalin sahabat perempuanmu ke perempuan yang sedang dekat / menjalin hubungan denganmu, dengan begitu dia akan berpikir kalau temanmu teman dia juga. Dia akan dengan mudah berdamai. Toh ketika menikah nanti kalian memang tidak seharusnya punya sahabat lawan jenis yang terlalu dekat, I bet you know the reason, man... *kalau serius, harus siap sama ketentuan dan konsekuensinya*

You can't go around being all nice and friendly with someone when you're clearly with someone else. It's misleading, it's frustasting, and it's not fair...

Untuk para perempuan (as B) : 
Terlalu cemburu dan posesif itu nggak baik. Yang ada para lelaki malah akan lari dari kalian. Belajarlah yakin pada lelaki yang kalian percayakan hati kalian padanya. Oke, intinya belajarlah percaya, nggak berpikiran negatif, kurangi dan tahan sifat overposesif dan cemburuan. Cemburu sama teman pacar? Boleh, tapi harus beralasan dan nggak berlebihan. Kamu juga nggak dilarang punya teman lelaki kan. Kalian belajar untuk bijaksana dan berpikir positif. Yakin, yakin, dan yakin. Jangan mudah kemakan omongan orang apalagi kalau nggak ada bukti. 

Tapi kalian juga harus mengingatkan kalau lelaki udah mulai kelewatan. Mungkin mereka memang belum tentu sepenuhnya bersama kita (terutama belum ada ikatan pernikahan), tapi bukan berarti nggak punya komitmen kan? Pertanyakan ulang komitmen yang dibuat ketika kalian merasa para lelaki sudah kelewatan. Visi kalian harus sama, harus jelas mau dibawa kemana. Kalau cuma main-main untuk apa dijalani? Selain itu, nggak suka cara berteman lelaki dengan perempuan lain bukan berarti kalian nggak suka sama pribadinya. Itu salah besar! Cobalah untuk saling menerima dan minta dikenalkan ke perempuan yang jadi sahabatnya, siapa tahu kalian bisa berteman juga. Santai, and make it simple.. percayalah, kalau jodoh nggak akan kemana.

Untuk para perempuan (as C) : 
Sungkan? Risih? Merasa dibenci pacar sahabat sendiri? Jangan mikir seperti itu, karena belum tentu kejadian. Jangan uring-uringan. Santai aja tapi coba lihat diri kita. Coba kita renungkan, apa bener kita terlalu dekat sama sahabat lelaki kita? Apa kita terlalu berlebihan, terlalu perhatian? Apa ada rasa lain selain sekedar menganggap teman? Coba jujur sama diri sendiri, introspeksi diri sendiri. Dalam hal ini mungkin kita dianggap duri dalam daging, atau pengganggu hubungan orang. Ha! Padahal kita nggak seperti itu. 

Coba bicara dengan sahabat lelaki kita dan juga pacarnya / perempuan yang dekat dengannya. Coba untuk saling terbuka untuk menciptakan suasana yang nyaman. Kita nggak cari musuh, kita cari teman. Nah, kalau ternyata kita punya perasaan ‘lain’ pada sahabat lelaki kita selain mengganggap teman, bagaimana menghadapi pacarnya? Hmm.. omongin baik-baik pasti bisa. Ayo lah, kalian sama-sama perempuan.

Semoga cuap-cuap saya bermanfaat :)

Rabu, 20 Februari 2013

Kita Frustasi, Lalu?



Frustasi merupakan akibat dari dorongan hati yang tak kesampaian; atau dorongan hati yang diupayakan tetapi tidak berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya, kita ingin mendapatkan beasiswa tapi setelah usaha keras ternyata hasil ujian tidaklah memuaskan. Atau kita mati-matian mengerjakan suatu proyek, hasilnya tetap tak sesuai dengan yang kita inginkan saat itu frustasi muncul. Rasa frustasi muncul bukan dari kenyataan bahwa kita tidak bisamendapatkan beasiswa atau menyelesaikan proyek, melainkan terhambatnya keinginan atau kepuasan.

Apakah ciri-ciri frustasi? Frustasi terjadi ketika kita menginginkan sesuatu manun tidak berhasil mendapatkannya. Tapi rasa ini bisa berkurang bila kita tidak terlalu menuntut suatu keinginan harus terwujud saat itu juga. Rasa frustasi bisa berkurang dan tujuan masih akan tetap dapat diraih meskipun memerlukan waktu yang lebih lama.

Frustasi muncul karena kita tidak berhasil mewujudkan keinginan atau mendapatkan apa yang ditargetkan. Perlu diingat bahwa kita harus berhati-hati agar rasa ini tidak memengaruhi dan merusak orang di sekeliling kita. Mengapa harus berhati-hati? Sadar maupun tidak, rasa frustasi akan memunculkan kecenderungan cepat marah dan merasa kecewa.

Kita frustasi, lalu?

Ada beberapa cara untuk mengatasi rasa frustasi yang dialami; (1) Mintalah bantuan orang lain yang kita percaya, mungkin saja ada kekurangan atau beberapa kesalahan yang kita lakukan. Teman kita mungkin bisa membantu kita mencarikan jalan keluarnya. (2) Ayo tingkatkan kesabaran dan berdamailah dengan diri sendiri. Jangan terus-menerus menyalahkan diri sendiri atas kegagalan yang diterima karena itu hanya akan memperburuk keadaan. (3) Luapkan, ekspresikan! Ya, menahan emosi hanya akan berdampak buruh pada diri kita terutama kesehatan. Jika harus marah, marahlah. Dengan catatan bukan asal semprot pada orang di sekitar yang tidak tahu apa-apa (jangan hanguskan sekitarmu dengan api amarahmu!). Ekspresi juga bisa dituangkan dengan tulisan, curhat ke teman, beribadah, menangis, mengerjakan hobi, dll.

Dan, satu lagi jalan untuk berhenti dari rasa frustasi : Jangan pernah putus asa dan merasa tidak mampu! Semua akan indah pada waktunya jika kita berusaha keras =)

Get up and running again!

Sumber : La Tahzan – Qomarruzaman Awwab

Mang Ade

Subuh hari Minggu kemarin sekitar jam 5 kamar aku diketuk-ketuk. Pas aku buka ayah sama ibu nyelonong  masuk tergesa-gesa buka-buka laci di meja rias. Bingung aku, pada nyari apa. Oh ternyata nyari amplop. Begitu ketemu amplopnya ayah cepet-cepet keluar terus kedengeran suara pintu luar dibuka. Ayah pergi ngga tau kemana. Sementara ibu duduk di pinggir kasur aku, mukanya sedih.

Innalillahi wainnailaihi raji'uun..” kata ibu bikin aku kaget, “Siapa Bu yang meninggal?”

“Mang Ade, Mbak...” kata ibu lagi. Aku yang awalnya cuma ngomong setengah sadar langsung melek maksimal begitu denger jawaban ibu.

Mang Ade, yang berjasa memanjakan perut orang-orang sekomplek dengan bubur ayam dan pempeknya yang super enak, ternyata pulang ke sang Khalik.

Innalillahi wainnailaihi raji'uun..

Spontan nangis. Adik aku juga nangis.

Baru kemarin sorenya aku bangun tidur siang dibeliin pempek Mang Ade yang super enak sama Ayah, terus kami makan sekeluarga. Baru kemarin paginya aku sarapan bubur bikinan Mang Ade. Iya, Mang Ade yang super ulet dan gigih itu jualan bubur ayam di pagi hari, terus setelah dzuhur jualan pempek di lingkungan rumah kami. Orangnya baiiiik banget, terus hapal sama orang-orang rumah, care. Sering banget tiap aku beli bubur pagi-pagi, beliau pasti ngajak ngobrol “Neng kuliahnya gimana? Kapan beres?”, “Alhamdulillah udah beres ya Neng? Udah kerja juga ya. Alhamdulillah.”, “Putri gimana neng sekolahnya?” dll.dll. Udah lebih dari 10 tahun Mang Ade jualan di lingkungan rumah. Nggak heran, tetangga-tetangga juga pasti udah akrab banget sama beliau.

Sekitar 4 tahun lalu Mang Ade sakit stroke, nggak bisa ngapa-ngapain. Badannya yang dulu gempal kayak Sinterklas jadi kuruuuus banget. Tapi beliau nggak nyerah. Begitu sembuh, beliau jualan lagi. Iya, jualan lagi ditambah jualan pempek siang harinya. Beliau juga rajin ke masjid deket rumah aku. Kalau shalat suka disitu, kata ayah kadang ayah suka liat beliau bada maghrib atau isya ngaji di masjid. Rumahnya emang nggak jauh dari masjid. Selain itu beliau suka bantu-bantu warga dan murah hati. Jajan suka dibonusin, dan suka bersedekah. Pokoknya orang baik.

Sepulang ayah ngelayat, ayah cerita kalau Mang Ade banyak banget yang ngelayat, banyak banget yang bantuin dan ingin ngatar sampe makam. Pokoknya tempat kontrakannya penuh, sampai-sampai pemilik kontrakan nyediain rumahnya untuk jadi tempat ngelayat. Banyak yang sedih banget, kehilangan banget meskipun nggak ada hubungan darah sama Mang Ade. Banyak yang sayang sama beliau.

Nggak perlu jadi pejabat untuk dihormati. Nggak perlu jadi orang kaya untuk disegani. Nggak perlu sekolah tinggi untuk dipandang orang. Yang penting jadi orang soleh, yang berahlak mulia. Mang Ade membuktikannya.

Semoga Allah SWT menerima amal ibadahnya, mengampuni dosa-dosanya, dan menguatkan keluarganya. Aamiin..

Hard to say goodbye, semua orang Cigereleng bakal kangen pasti, Mang Ade :)

Selasa, 19 Februari 2013

Kecewa


Sedikit sedih dan kecewa aja. Rasanya dulu aku pernah ngingetin, pernah ngomongin, dan pernah mempertanyakan. Nggak ada asap kalau nggak ada api. Ini sebuah aksi-reaksi. Dan aku adalah reaksi atas kamu, atas aksimu. Tapi aku nggak mau memposisikan diri aku sebagai orang yang posesif, yang membatasi, yang too much. Toh aku bukan siapa-siapa.

Pedulikah? Tidak pun tak apa.