Seorang
teman lelaki curhat ke saya tentang pacarnya yang ngambek karena dia temenan
sama seorang perempuan. Sang pacar pikir hubungan pertemanan mereka ‘ada
apa-apanya’ padahal sama sekali nggak. Teman saya ini orangnya jujur, baik, dan
saya tahu dia pasti tulus sayang sama pacarnya (aseeek..dipuji lo :p), nggak
mungkin lah dia pikirannya aneh-aneh. Teman saya itu pusing (uring-uringan
mungkin ya?) dan mencoba berpositive
thinking mungkin pacarnya memang lagi ada masalah atau emosinya lagi
naik-turun. Kemudian dia cerita ke saya.
Hmm..
saya bukan sekali ini dicurhatin tentang masalah yang sama persisi kayak gini.
Jangankan dicurhatin, ngalamin sendiri juga pernah. Haha. Kemudian setelah
sadar kayaknya masalah kayak gini emang sering banget terjadi di hubungan anak
muda (cieeeh, apa pula bahasanya). Saya coba kasih pendapat saya deh, siapa tau
bisa jadi masukan yang baca saat membina hubungan serius (menikah ya, menikah.)
nanti. Toh apa yang terjadi sekarang itu memang bakal jadi pelajaran buat kita
di masa depan.
Perempuan
pada dasarnya memang diciptakan lembut hatinya, perasaan halus, sangat peka,
mudah tersentuh, dan perasa. Nggak aneh menemukan perempuan gampang nangis,
bertutur kata baik, bersikap manis, dan sensitif karena memang umumnya
perempuan cenderung ke salah satu atau lebih sifat tersebut. Terus kalian, para
lelaki, pasti pada bingung atau mungkin sebel ya kalau perempuan keluar sifat
sensitifnya.
Studi kasus : A (lelaki) sebut aja punya
pacar namanya B, mereka memutuskan untuk menjalani hubungan dengan serius,
bukan pacaran anak SMA. A ini punya sahabat perempuan namanya C yang B nggak
kenal sama sekali. Sebelum A sama B jadian, A sama C udah lama berteman, sering
cerita-cerita, jalan bareng, saling bantuin, saling nyemangatin, canda-candaan,
pokoknya best friend deh. Terus B yang sekarang jadi pacarnya A bete banget
kalau tau A sama C ketemu atau masih deket. Bawaanya ngambek. Pokoknya B takut
kalau C ada perasaan sama A ataupun sebaliknya. Tapi B sungkan bilang sama A
jadi keliatannya malah kayak ngambek nggak beralasan gitu. B nggak benci sama
C, tapi nggak suka aja sama cara berteman C sama A, terlalu deket kalau kata B.
Hmm.. mungkin B merasa terasingkan ya.
Kalau
ada di posisi itu, coba terangkan kalian mau gimana? Misal kalian para lelaki
jadi si A, apa yang akan kalian lakukan. Kalau para perempuan jadi B apa
tanggapan kalian? Atau jadi C, menurut kalian, kalian harus gimana? Saya
sendiri pernah ada di posisi B, maupun C. Saat di posisi B saya sering mangkel
sendiri, bete sendiri, saya ngerasa banget kalau soal ini hal kecil berbau
negatif pun bisa sangat mempengaruhi pikiran si B. Lucunya saat saya ada di
posisi si C, saya lebih sering berpikir “Apa banget sih B, santai aja kali...”
dan sering saya jadi segan sama sahabat saya, sampai terkesan “Enaknya gw jaga
jarak aja deh, gw nggak enak sama cewek lo..”
Huhah!
Untuk menanggapi masalah seperti itu, yang sebenarnya kecil tapi kalau
dibiarkan malah jadi duri dalam daging and will ruins everything, ada beberapa hal yang ingin saya
sampaikan di sini...
Untuk para lelaki :
Perempuan yang dekat dengan
kalian / sedang menjalin hubungan dengan kalian umumnya nggak terlalu suka
kalau kalian akrab sama perempuan lain meskipun itu cuma teman. Konteksnya kalian
cuma teman, tapi ada kalanya mereka akan mikir yang aneh-aneh, semisal teman
perempuan kalian seuka sama kalian, atau kalian ada main sama
teman sendiri. Pikiran itu memang non sense, nggak tentu logis tapi bukan sesuatu yang nggak
mungkin terjadi. See? Akan ada suatu waktu dimana perempuan memunculkan sifat
posesifnya dan menunjukkan kecemburuannya. Sewaktu-waktu bisa jadi mereka nggak
percaya. Makanya mereka harus diyakinkan.
Bikin mereka yakin jadi suatu
kewajiban apalagi kalau kalian memang serius sama mereka. Salah satu caranya
adalah perbaiki komunikasi dan kenalin sahabat perempuanmu ke perempuan yang
sedang dekat / menjalin hubungan denganmu, dengan begitu dia akan berpikir
kalau temanmu teman dia juga. Dia akan dengan mudah berdamai. Toh ketika
menikah nanti kalian memang tidak seharusnya punya sahabat lawan jenis
yang terlalu dekat, I bet you know the reason, man... *kalau serius, harus siap sama ketentuan dan konsekuensinya*
You can't go around being all nice and friendly with someone when you're clearly with someone else. It's misleading, it's frustasting, and it's not fair...
Untuk para
perempuan (as B)
:
Terlalu cemburu dan posesif itu nggak baik. Yang ada para lelaki malah akan lari
dari kalian. Belajarlah yakin pada lelaki yang kalian percayakan hati kalian
padanya. Oke, intinya belajarlah percaya, nggak berpikiran negatif, kurangi dan
tahan sifat overposesif dan cemburuan. Cemburu sama teman pacar? Boleh, tapi
harus beralasan dan nggak berlebihan. Kamu juga nggak dilarang punya teman
lelaki kan. Kalian belajar untuk bijaksana dan berpikir positif. Yakin, yakin,
dan yakin. Jangan mudah kemakan omongan orang apalagi kalau nggak ada bukti.
Tapi
kalian juga harus mengingatkan kalau lelaki udah mulai kelewatan. Mungkin
mereka memang belum tentu sepenuhnya bersama kita (terutama belum ada ikatan
pernikahan), tapi bukan berarti nggak punya komitmen kan? Pertanyakan ulang
komitmen yang dibuat ketika kalian merasa para lelaki sudah kelewatan. Visi
kalian harus sama, harus jelas mau dibawa kemana. Kalau cuma main-main untuk
apa dijalani? Selain itu, nggak suka cara berteman lelaki dengan perempuan lain
bukan berarti kalian nggak suka sama pribadinya. Itu salah besar! Cobalah untuk
saling menerima dan minta dikenalkan ke perempuan yang jadi sahabatnya, siapa
tahu kalian bisa berteman juga. Santai, and make it simple.. percayalah, kalau jodoh nggak akan kemana.
Untuk para
perempuan (as C)
:
Sungkan? Risih? Merasa dibenci pacar sahabat sendiri? Jangan mikir seperti
itu, karena belum tentu kejadian. Jangan uring-uringan. Santai aja tapi coba
lihat diri kita. Coba kita renungkan, apa bener kita terlalu dekat sama sahabat
lelaki kita? Apa kita terlalu berlebihan, terlalu perhatian? Apa ada rasa lain
selain sekedar menganggap teman? Coba jujur sama diri sendiri, introspeksi diri
sendiri. Dalam hal ini mungkin kita dianggap duri dalam daging, atau pengganggu
hubungan orang. Ha! Padahal kita nggak seperti itu.
Coba bicara dengan sahabat
lelaki kita dan juga pacarnya / perempuan yang dekat dengannya. Coba untuk
saling terbuka untuk menciptakan suasana yang nyaman. Kita nggak cari musuh,
kita cari teman. Nah, kalau ternyata kita punya perasaan ‘lain’ pada sahabat
lelaki kita selain mengganggap teman, bagaimana menghadapi pacarnya? Hmm..
omongin baik-baik pasti bisa. Ayo lah, kalian sama-sama perempuan.
Semoga cuap-cuap saya bermanfaat :)