satu, dua, tiga, empat, lima, enam...
entah sudah berapa, keberapa kalinya
aku menghitung, tanpa sadar aku menghitung
berapa orang bilang, berapa orang rasa, berapa orang luka,
berapa orang salah
yang sepertinya sama
apa saja, siapa saja,
juga kata-kata yang dari dulu –hingga sekarang- mereka hembuskan
ke telinga,
begini dan begitu
aku bukan golongan mereka, kamu tahu, aku tak sama
aku tak mau dengar, tak mau dengar
aku tak mau, dan tak akan percaya
karena apa? karena kebenaran hanya Tuhan yang berikan
bukan omongan comel orang-orang di luar
yang aku ikuti hanya kalimat “jangan pikirkan, jalan ini
panjang”
yang aku pikirkan hanya bagaimana tetap jadi bijak
sebelum pikiran dan jiwa kita dibajak oleh tingkah orang-orang
tak bertanggung jawab
yang aku ingin, kalaupun benar, semoga kebenaran Tuhan ada
padaku, padamu