Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Saya suka melakukan hal-hal yang menurut saya menarik dan orang-orang sulit melakukannya :) Saya suka bercerita tentang apa yang terjadi hari ini dan mendengarkan cerita teman-teman tentang betapa rumitnya hidup :P Saya selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk orang yang saya sayangi :* Sangat susah bagi saya untuk memilih, meskipun saya sudah menentukan prioritas. Seorang sanguinis- koleris yang perfeksionis namun berusaha untuk tidak terlalu idealis. Haha.

Minggu, 12 Mei 2013

"The trouble with love is, you're too afraid to lose him/her but actually s/he's not even yours"

Selasa, 07 Mei 2013

Railway



Mereka bersandar di bawah pohon mahoni. Saling duduk membelakangi. Terdiam. Tak ada satu kata pun keluar setelah sekian puluh menit. Sibuk dengan angan masing-masing. Dengan tatapan jauh, padang rumput, semilir angin...

Railway..” Si gadis menggumam, sambil menutup buku yang sebenarnya tak benar-benar ia baca. Pandangannya masih terus menerawang menjelajahi padang rumput luas.

“Huh?” Si pemuda memutar kepalanya sedikit, berusaha mencari makna kata dalam bening mata si gadis, tak ditemukan.

“Iya, seperti rel kereta api. Kita.” Si gadis, telunjuknya mengacung bergerak-gerak seakan membentuk ilusi gambar, rel kereta katanya?

“Maksudmu, sejajar?” Si pemuda mencoba mengerti. Sejak dulu si gadis memang rumit, tak pernah ia pahami meski ia mencoba sekuat hati dan pikiran. Hingga ia menyerah saja, si gadis terlalu kompleks untuknya.

“Iya, sejajar. Beriringan. Bertemu dan bersinggungan kemudian kembali terpisah. Jauh.”

“Jauh sekali ya..?” Pandangan si pemuda menerawang, membayangkan hidup dia dan si gadis yang dianalogikan seperti rel kereta api. Sejajar, seiring, selaras, mendekat, bertemu, bersinggungan lalu terpisah. Ah, logika macam apa ini..

“Yaa, mungkin amat sangat jauh.” Si gadis mengangguk mantap. Sungguh, dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk mengendalikan setiap kata dan juga rasa agar tak berlebihan. Ini hidup, naik dan turun. Tidak boleh ada tangis. Hal yang tak berubah adalah perubahan. Dia hampir berhasil. Toh seiring waktu semua akan terlewati.

“Seperti... kau mengambil jalan utara, aku ke selatan?”

“Bagiku, inilah warna hidup. Dan itu pilihan..” Pandangan si gadis beralih menatap mata si pemuda.

“Dan bukan untuk disesali..” Si pemuda menimpali.

“Dan jadi pelajaran..” Si gadis menambahkan.

“Dan...” dilanjutkan atau tidak ya? Si pemuda terdiam. Mungkin sebenarnya dia hanya tak tahu apa yang dia lakukan. Tapi apa yang dia rasakan ini sungguh terasa benar..

“Dan?”  tanya si gadis menunggu jawaban, menaikkan alis seperti biasa.

“Dan aku bersyukur sempat mengenalmu.” 

“Meski ternyata bukan aku orangnya, ya..” Si gadis tertawa kecil, ah seandainya si pemuda tahu di balik tawa riang si gadis ada berjuta tempaan yang lebih dulu ia terima hingga ia sekuat ini. Tapi hati si gadis begitu ringan, karena ia yakin Tuhan akan memberikan kesempatan sepasang anak manusia yang saling mencari untuk saling menemukan. Sepasang yang terbaik.

“Entah. Sejujurnya aku bimbang. Bagaimana jika aku kemudian kembali?”

 “Bukankah aku pernah bilang. Beberapa orang akan selalu memberikan arti untukmu tanpa harus selalu ada di harimu. Beberapa orang akan selalu memiliki ruang di hatimu tanpa harus ada di kehidupanmu.. Dan –mungkin- aku adalah salah satunya.”

“.......”

“Aku yakin, baik aku, maupun kamu, akan mendapatkan yang terbaik untuk diri kita. Oh iya, dan mimpi aku dan kamu sama-sama masih banyak. Jadi, tak usah khawatir, kita akan baik-baik saja...” Ujar si gadis sambil tersenyum. Tapi mengapa si pemuda malah semakin merasa beku, beku yang menyakitkan.

Di bawah pohon mahoni dialog dua anak manusia mengalir. Kemudian mereka kembali dalam diamnya angan dan gumam masing-masing.

Bandung, 07/05/2013

Senin, 06 Mei 2013

Maternity Supporting Belt and Scoliosis

Spesial, untuk rekan-rekan MSI :)

Ceritanya, istirahat makan siang ini aku pergi ke MiVi Baby Shop deket kantor untuk beli beberapa keperluan. Bukan aku yang lagi hamil, apalagi punya baby. Tentu saja tidak. Haha. Hanya nyari beberapa gift untuk temen. Kali ini aku pergi sama Kak Shinta, temen kantor yang juga ibu muda beranak satu.

MiVi ini sebelas-dua belas sama Lavie Baby House yang di Jl. Imam Bonjol. Cuma tempat ini menurut aku lebih nyaman, nggak terlalu penuh, terus lebih terang. Di bagian depan ada tempat makanan bayi, CD musik, baju, sepatu, aksesoris, perlengkapan ibu hamil dan menyusui. Di bagian tengah ada segala macem perlengkapan bayi mulai baju, selimut, kereta dorong, bedak-sabun-shampo-lotion-oil-cologne etc. Di bagian belakang ada mainan, buku anak, dan boneka.

Begitu sampai sana -untuk pertama kalinya- langsung excited liat beberapa bocah batita-balita lari-lari. Hihiii.. lucuuuu. Ada yang narik-narik baju mamanya minta dibeliin baju princess, ada yang dikejar-kejar papanya terus begitu ketangkep dikelitikin :D

Umm.. kepanjangan ya prolognya, sebenernya bukan itu yang mau diceritain. HAHA!
Jadi, ketika mampir di perlengkapan ibu hamil dan menyusui, aku nemu ini..


Baru pertama kali liat barang ini. Berdasarkan tulisan di kotak, dan penjelasan Kak Shinta, aku tau deh namanya elastic maternity belt atau pregnancy support belt. Bentuknya kayak ikat pinggang, bahannya kain elastis, dipake untuk nyangga perut supaya nggak ‘turun’ dan nggak kerasa terlalu berat. Belt ini juga menghalau rasa pegal di pinggang dan tulang punggung pas kehamilan semakin membesar...  –ber’ooh’ ria-

Sakit pinggang dan tulang punggung ­buat aku merupakan keyword yang merujuk ke satu kata, skoliosis. Aku juga udah sering denger kalau rata-rata yang punya skoliosis khawatir sama kehamilannya, meskipun kehamilan nggak terbukti selalu bikin skoliosis tambah parah dan sering sakit. Risk factor orang skoliosis yang hamil juga sangat kecil, sama aja dengan perempuan pada umumnya, tergantung kondisi masing-masing. Dan menurut aku adanya belt ini bisa sedikit banyak membantu kehamilan perempuan-perempuan skoliosis –yang sebenernya mayoritas udah super tangguh-

Sampai kantor langsung search ‘maternity belt for scoliosis’....
Hmm.. hasilnya cukup membawa angin segar :)

Supporting belt ini berguna untuk back pain management-nya.Beberapa forum keluarga, forum ibu hamil, dan forum kesehatan memang menyarankan untuk pakai supporting belt ini karena membantu mengurangi tekanan yang bikin tulang belakang nyeri. Aku belum nemu penjelasan medisnya secara detail, tapi ternyata lumbar supporting belt yang pernah beberapa kali aku pakai, menurut beberapa situs kesehatan juga bisa digunakan untuk supporting belt ketika hamil. Beban berat ketika hamil otomatis menarik otot bagian punggung, membuat otot sering tegang dan terasa nyeri. Supporting belt yang digunakan akan mengambil alih beban / menyokong otot punggung jadi overstretching yang menyebabkan nyeri bisa dicegah atau dikurangi. Nah, belt­ sebaiknya dipilih yang ada suspender-nya. Umumnya, merk yang disarankan ‘Gabrialla’ dari ITA-MED yang memang dibuat untuk memperbaiki postur, membantu mencegah dan mengurangi efek skoliosis dan masalah tulang belakang lainnya. Liat di Amazon harganya sekitar USD 30-40.

Oiya, kalau dari beberapa forum, kelebihan belt adalah nyaman dan cukup mengurangi tekanan yang bikin pegal pinggang dan tulang belakang, jadi nggak sering sakit atau linu-linu (pegel-pegel orang hamil sebenernya wajar dirasain kan ya..).Tapi kekurangannya bisa iritasi kulit / gatel dan jadi kurang nyaman pas hamilnya makin gede. Hmmm.. semoga itu cuma tergantung merknya yaa... Harus didiskusikan sama dokter dan fisioterapis juga –maaf aku belum nemu sumbernya kalau soal diskusi topik ini, maaf juga saya masih muda banget nggak berpengalaman kajian begini, haha-

Ini sedikit sharing aja kok, semoga bermanfaat untuk teman-teman, terutama scolioser ladies :)

Sumber: (recommended, you must read!!), 2, 3, 4, 5, 6