Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Saya suka melakukan hal-hal yang menurut saya menarik dan orang-orang sulit melakukannya :) Saya suka bercerita tentang apa yang terjadi hari ini dan mendengarkan cerita teman-teman tentang betapa rumitnya hidup :P Saya selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk orang yang saya sayangi :* Sangat susah bagi saya untuk memilih, meskipun saya sudah menentukan prioritas. Seorang sanguinis- koleris yang perfeksionis namun berusaha untuk tidak terlalu idealis. Haha.

Minggu, 27 Maret 2011

Sebuah Kejujuran Dariku

Malam ini aku mengumpulkan keberanian untuk mengungkap semua tanya yang berminggu-minggu ini bercokol di pikiranku. Aku mungkin bertanya pada diriku sendiri, ada apa dengan kamu, aku, ada apa dengan kita teman? Kamu bukan teman yang paling istimewa tapi aku mengakui bahwa ada sebagian yang hilang saat terjadi sesuatu, menurutku keanehan, antara kita. Kamu, seperti teman-temanku yang lain, memiliki bagian masing-masing di otakku, dalam memoriku. Bagaimanapun ingatanku tentang kamu tidak akan bisa dihapus, sama pula dengan yang lainnya, hanya kamu sedikit berbeda.

Aku ini sulit memulai. Namun rasa heranku yang besar mengalahkan kesulitanku. Ya, jujur aku heran "kemana" kamu selama ini? Tiba-tiba menghilang. Apa kamu menghindar? Atau aku yang menghindar? Aku membuatmu tidak nyaman? Sungguh?Atau karena kamu sibuk? Kalau karena itu ya aku mengerti. Apa kesalahanku pada kamu kemarin masih membuatmu tidak enak atau kesal? Kalau iya tolong katakan. Aku melakukan ini karena aku merasa tidak nyaman dan aku tidak ingin kehilangan teman. Hei, kita masih teman kan?

Aku memulai meski bukan dengan kata "halo", atau "apa kabar". Aku ingin memulai secara wajar, tapi memang dasar bodoh aku tidak bisa. Mungkin di depanmu aku hanya jadi orang dengan pembicaraan konyol, membingungkan, atau jenaka. Mungkin di depanmu aku hanya mengganggu yang sulit diatur dan tidak jelas keinginannya apa, jangan-jangan lama-lama aku jadi menyebalkan, dan itulah alasan mengapa selama ini aku tidak mencoba SMS, YM, atau morning call seperti yang aku lakukan biasanya. Aku takut mengganggu.

Selama kita "bicara" hari ini, aku menyadari sesuatu, waktu telah berjalan dan banyak hal telah berubah. Aku dan kamu sama-sama sudah dewasa dan mulai bisa mengerti apa yang terjadi bukan? Aku melihat responmu berubah, tidak banyak lagi canda, tidak banyak lagi tanya, tidak banyak lagi peduli. Atau ini hanya karena kita tidak berbicara dengan bertatap muka? Dan harusnya kamu tahu, aku berusaha mencari-cari kata untuk bertanya, meski hanya kamu jawab pendek dan akhirnya hanya aku balas dengan "oh...". Hei, aku bukan tak peduli, tapi aku tidak tahu apa yang harus aku bilang setelah membaca jawabanmu yang super pendek itu.

Setelah mengamati kebekuan-kebekuan, aku sadar, mungkin perkiraanku benar bahwa kita tidak bisa bicara lagi untuk beberapa waktu kedepan. Kalau mau kau boleh anggap aku bodoh karena jujur aku sama sekali tidak tahu ini terjadi karena apa. Bisakah kamu menjelaskannya? Aku sangat menghargai pertemanan kita, karena lewat kamu Tuhan memberiku banyak pelajaran, dan aku sangat menyadari hal itu. Tapi mungkin sekarang kita sudah sampai di jalan keluar labirin suatu bagian kehidupan dimana ada aku dan kamu berpapasan didalamnya.

Jalan keluar ini, aku akui sangat indah. Mungkin kamu tidak mengerti maksudku, tapi mungkin karena meskipun aku kehilangan satu bagian namun beberapa masalah telah aku jalani dan selesaikan dengan baik. Jalan keluar ini, aku akui merupakan jalan yang paling baik, karena aku merasa senang, dan tenang karenanya. Tapi setelah ini mungkin kita akan pergi ke arah yang berbeda. Jalan keluar ini, kurasa, ternyata harus dibayar dengan mahal, mungkin dengan kehangatan yang berubah menjadi kebekuan yang aku rasakan sekarang. Atau ini hanya perasaanku saja?

Jika aku salah, beri tahu aku. Jika kamu pun masih merasa bahwa kita ini teman, apakah kamu akan mengakuinya? Bagi kamu, mungkin, apa yang aku tuliskan, menjadi berlebihan. Tapi inilah aku, dengan segala pikiranku.

Aku hanya berharap suatu hari kamu membaca ini temanku yang baik. Karena aku merasa segan bicara di depanmu. Aku tidak mau lagi mencoba-coba karena aku takut akan semakin merusak. Sekali lagi aku hanya berharap suatu hari kamu membaca tulisan ini temanku yang baik, meskipun mungkin sulit terwujud nampaknya. Kalau kamu sudah baca dan jadi tak suka, katakan padaku, dan aku akan menghapusnya. Dan setelah ini aku tak akan menyesal meski kamu membenciku, karena pada dasarnya aku hanya ingin kamu tahu, aku hanya ingin menunjukkan ini, sebuah kejujuran dariku.

Terimakasih
Karena aku menjadi berani menuliskan ini, meski belum berani untuk aku utarakan langsung.

Sabtu, 26 Maret 2011

Mimpi Itu Membuat Semakin Kuat Atau Lemah?

Semua orang pasti tau mimpi kan? Pernah merasakan mimpi?
Sering merasa mimpi indah atau mimpi buruk?


Tiba-tiba kepikiran untuk menulis tentang mimpi, gara-gara baru aja terbangun dari mimpi beberapa jam lalu dan merasa senang gara-gara mimpi tersebut. Masalahnya di mimpi itu aku mendapatkan apa yang selama ini diinginkan bahkan melebihi ekspektasi selama ini, hehe...


Tapi tiba-tiba kepikiraan, mimpi itu sebenernya baik nggak sih? Atau jangan-jangan mimpi hanya membuat kita semakin lemah? Pemikiran ini bukan didasari tanpa alasan, aku hanya mengambil beberapa pemisalan. Misalnya, seseorang yang sedang jatuh cinta bermimpi mendapatkan pasangannya, bahkan dikejar2 orang yang disukainya, padahal di dunia nyata, orang yang disukainya malah sama sekali nggak tahu perasaan dia. Atau seseorang yang gelisah akan ujian bermimpi dapet nilai ujian jelek, mimpi itu berubah jadi sugesti sehingga pagi hari saat ujian dia tidak bisa berkonsentrasi dan beneran dapet nilai jelek.


"Aku takut mimpi membawaku terjatuh semakin jauh ke dalam...." 


"Aku ingin tidur dan mimpi selamanya, karena hanya di dalam mimpi aku dapatkan yang aku inginkan..."


Apakah kata-kata itu menunjukkan seorang menjadi lemah karena mimpi?


Aku masih sering berpikir dari mana datangnya mimpi? Nampak harus nanya bu lulu yang orang neurobiologi. Karena jujur, saat bangun dari mimpi terutama yang disebut mimpi indah, yang aku lakukan adalah senyum-senyum sendiri, wondering-wondering nggak penting, jadi berharap lagi, merasa dapet kekuatan lagi, padahal jelas-jelas kok hal di dalam mimpi itu susah diwujudkan di dunia nyata ya? Apalagi mimpi buruk, bagaimanapun itu membuatku takut. Mimpi, membuatku senang sekaligus takut, kuat sekaligus lemah.


Setelah aku baca beberapa artikel, misalnya dari forumsains, atau buku ibu tentang Kekuatan Mimpi, mimpi muncul dalam keadaan tak sadar, saat pikiran berada di luar kendali akal sehat. Kesadaran kita yang hilang membuat mimpi berjalan tanpa kontrol, entah dimana awal dan akhirnya, tidak akan ada keinginan bergerak secara sadar maupun rasionalitas saat bermimpi.


Apakah mimpi itu dunia kita yang lain?


Mimpi merupakan daya imajinasi otak secara tak sadar yang diatur oleh otak kanan sehingga dalam mimpi bisa saja terjadi hal wajar yang pernah dilakukan sehari-hari sampai hal tak wajar sekalipun (btw, aku pernah mimpi adikku berubah jadi jagung. haha). Mimpi dapat terjadi berulang-ulang, meskipun kita tidak akan mengingat awal dan akhir mimpi, kita masih bisa mengingat beberapa bagiannya, artinya alam sadar kita masih berhubungan dengan alam bawah sadar kita.


Jika kalian terbangun setelah larut dalam mimpi, bersyukurlah karena artinya otak kanan kalian masih berfungsi dengan baik...


Tapi, tetaplah ingat bahwa otak kanan bisa terpengaruh otak kiri yang mudah stress, dan berbalik memunculkan mimpi buruk..


Seseorang pernah berkata padaku bahwa mimpi menjadi petunjuk seberapa banyak pengaru alam sadar terhadap alam bawah sadar kita. Misalnya selama seharian penuh aku memikirkan ujian Evolusi besok, kemungkinan mimpi yang keluar adalah mimpi soal ujian, mimpi nilai ujian, mimpi lagi ujian, atau mimpi kediangan terus ngga bisa ujian. Mimpi juga berpengaruh pada metabolisme dan 'rasa' pada tubuh. Mimpi buruk bisa membuat orang marah-marah, sakit, lelah, capek, lemas, ketakutan, kurang tidur, bahkan fobia. Sementara mimpi indah lebih membuat metabolisme teratur, misalnya jika kita bermimpi berpacaran dengan orang yang kita "cintai", pada saat bangun kita akan merasa "lebih nyaman " dan pikiran lebih tenang".


Jadi mimpi itu membuat kita semakin kuat atau lemah?
Jawabannya kita sendiri yang menentukan :)

Inspirasi dari Buku Bagus Datang..

Nggak selamanya pergi ngebolang sendirian itu buruk loh :)
Hari rabu kemarin setelah dari toko buku Elvira buat nyari buku Microbiology aku ke Gramedia terus ke BEC. Sebenernya niat lewat Gramedia cuma lewat doang, tapi terus aku liat ada bazaar buku murah di lantai dasar.menuju parkiran. Rasanya udah lama ngga beli buku..

Setelah liat-liat isi buku dan tengok-tengok harga, ternyata isinya banyakan harlequin, majalah, buku komputer sama buku masakan. Rak novelnya cuma dua. Aku ngga begitu suka Harlequin meski ceritanya bagus-bagus, merasa terlalu dewasa aja ceritanya, problemnya pelik. Hehe.

Setelah menggerak2kan mata di sekeliling rak novel, asalnya aku mau beli novel yang judunya UHU tentang burung hantu, ternyata itu novel anak. Tiba-tiba di rak deretan paling bawah ada buku yang cukup eye catching. Aku suka covernya, ukurannya juga kecil, sekitar 20x10cm. Dan setelah aku baca sinopsisnya, nampak cukup menarik. Penulisnya Peter O'Connor. Akhirnya aku beli buku ini buku yang nampaknya bagus, apalagi harganya cuma 10rb tidak boleh disia-siakan. Jeng jeng jeng.
 
Ceita tentang seekor elang muda yang bertualang untuk membuktkan cerita para tetua. Tidak selamanya hidup dalam zona nyaman itu adalah pilihan yang tepat. Terkadang memang kita harus keluar dari tempat kita yang aman untuk meyakinkan diri bahwa kita akan tetap aman meski keluar dari zona aman kita, tergantung siapa yang kuat dan siapa yg mampu bertahan dengan fisik dan pikiran.

Eh, ini aku  bukan beli dua buku loh, aku belinya satu buku, tapi di satu buku itu ada dua cerita dengan cover berbeda di kedua sisi buku. Kalau yang ini ceritanya tentang cucu dan kakeknya yang pergi untuk mencari gerhana matahari total

Yang jelas, dari kedua buku ini aku dapet banyak sekali semangat yang sangat berguna buat keseharian aku yang akhir-akhir ini berantakan, banyak pikiran, banyak masalah, banyak kerjaan, banyak tuntutan, dan lain-lain. Hoho. Buku ini seriusan inspiratif banget, tulisannya besar-besar, nggak bikin bosen. Kalau ada salah satu dari kalian yang baca post ini dan pengen pinjem bukunya, hubungi aku aja via e-mail atau sms, atau mention twitter. :D


"Kebebasan adalah pilihan yang hanya bisa dibuat olehmu sendiri, kau diikat hanya oleh belenggu ketakutanmu..."

"Meski kita semua mempunyai tujuan yang sama, masing-masing harus menemukan jalannya sendiri; sebab tak ada jawaban yang bisa ditemukan hanya dengan mengikuti jejak kaki orang lain..."

Dikutip dari Seeking Daylight's End

Jumat, 25 Maret 2011

Just On A Street Singer Boy's Mind

Malam dingin, yang ku tahu di luar hujan
Tadi siang kita masih mengamen di perempatan jalan raya
Dan sekarang kita duduk menumpang sebuah angkot
Aku duduk di lantainya

Kak, aku lelah
Di depanku kau sibuk menghitung uang, sementara aku terkantuk kelelahan
Tubuh kita basah dan aku kedinginan, kakak pernah bilang kita butuh jaket tapi tak punya uang
Orang-orang mulai naik dan aku mulai terhimpit karena kita tidak bayar

Sejak lahir, ibu tidak pernah bilang apa-apa
Terutama tentang mengapa kita hidup seperti ini,
Orang-orang bisa makan dengan enak tanpa memikirkan uang sekolah
Sementara yang aku tahu kakak berhenti sekolah karena membantu ibu

Aku tidak mengerti darimana orang-orang mendapat mobil
Kata ayah mobil mahal, harus seribu tahun mengamen agar bisa beli mobil
Aku lebih tidak mengerti lagi mengapa begitu mudahnya anak-anak mendapat mainan
Ibu bilang setelah toko itu berbaik hati memberi gratis baru aku bisa memilikinya

Di sebelah kakak, ada kakak perempuan sedang membaca buku
Tebal sekali, aku rasa nantinya hanya akan jadi bungkus gorengan
Kak, kakak perempuan itu melirik padaku dan memberikan dua koin 500 rupiah
Cukup untuk beli penyedap rasa, biar terasa makan enak terus

Meski aku anak-anak, aku tidak bodoh
Aku mengamati setiap pandangan hina yang ditujukan pada kita
Memangnya ada yang salah? Ayah bilang mengamen boleh yang penting tidak mengemis
Asalkan kita berusaha dengan jujur
Meskipun aku yakin tidak akan cukup dapat mobil karena hidup seribu tahun tak mungkin
Tapi aku yakin kita masih bisa makan hari ini, besok, dan seterusnya

Yang Di Sebut Pencuri

Bertahun lalu, begitu yang kuingat, entah tanggal berapa
Aku bertemu seorang yang awalnya tak ku kenal
Perangainya ramah, santun, dan tampak bersahabat
Dengan senang hati aku anggap seorang teman

Beberapa bulan setelahnya aku menyadari
Bahwa aku bertemu seorang pencuri
Ternyata ia bukan sekadar teman baik
Bahkan ia behasil membawa sesuatu milikku pergi

Ya, aku bertemu pencuri dan hingga kini milikku tak kembali
Aku mengejarnya namun ia semakin cepat berlari
Aku ingin berteriak "kembalikan!"
Namun aku tahu ia hanya akan tersenyum dan berkata,
"Aku mencuri? Bukankah kamu memberikannya dengan rela hati?"

Ya, aku bertemu pencuri
Yang lama ku anggap teman tempat berbagi
Lucunya, aku sampai tak sadar bahwa ia mencuri sesuatu dariku

Ia mencuri hatiku


from Buku Berkertas Kusam Dari Tong Sampah

Kura-kura...

Dulu aku punya kura-kura ceper sumatera tiga ekor, nama latinnya nggak tau tapi, mungkin Notochelys platynota, hehe. Aku pelihara kura-kura ini dari jaman TK, waktu itu ayah aku dari lapangan kalo ngga salah, lupaa, dan dipelihara sampai sekarang, sampai ukurannya 30cm kira-kira.Kura-kuranya sebenernya nggak begitu menarik kalo dari segi warna. Tapi tetep aja lucu dan terasa menyenangkan melihat kura-kura bolak balik di halaman rumah kamu kan.. :D

Aku lupa tahun berapa, yang jelas satu kura-kura hilang :(. Nggak tahu juga hilangny akemana, mungkin kabur lewat pintu belakang atau diambil orang. Sejak itu kura-kuranya jadi tinggal dua. Oiya makanan kura-kuranya macem-macem. Dia mau makan belimbing, nangka, udang, cumi, ikan lele, ayam juga mau. Hehehe. Kayaknya kura-kura ini memang terlahir sebagai karnivora deh. cmiiw.

Pas aku SMA, satu kura-kura sakit, kata ayah, kura-kuranya pasti bakal mati. Sayang padahal, usianya udah lebih dua belas tahun mungkin waktu itu. Akhirnya sama ayah, kura-kuranya dibawa ke kantor, pas mati ayah awetin, nggak dikubur, jadi sampai sekarang pun kalo aku ke kantor ayah, aku pasti ketemu dia (kura-kura) mesti dianya cuma diem, udah diawetin.

Dan, sejak beberapa minggu yang lalu, kura-kura yang sekarang tinggal sendirian, nggak pernah keliatan di halaman. Kayaknya ilang deh :(. Apa dia mati ya? Tapi kalo mati pasti keliatan. Temen-temen bilang mungkin si kura-kura berpetualang atau cari jodoh. Yah, tapi sedih beneran lah, merasa kehilangan karena udah pelihara lama banget, terus jadi nyesel soalnya jarang diajak main, selalu dibiarkan mandiri di halaman :(. Dimana dia sekarang?

Padahal aku udah rencana mau beli temennya, kura-kura lain dari spesies lain dengan ukuran yang lebih kecil biar bisa diajak main. Abisnya kura-kura yang lama agak galak. Keluarga aku emang suka sama hewan-hewan cem begitu tapi belum sempet beli soalnya hampir semua orang sibuk. Zzz.

Kamis, 24 Maret 2011

It's Me, Myself...

Aku hanya ingin menjadi aku...

Aku yang seperti apa?
Aku ya aku. Beberapa hari kemarin aku mulai merasakan bahwa orang-orang disekitarku mulai membanding-bandingkan aku dengan beberapa orang yang bahkan ada yang tidak aku kenal. Orang-orang mulai membanding-bandingkan aku mulai dari parasku, penampilanku, gayaku, sifatku, kehidupan sosialku, statusku, kuliahku, otakku, IPku, bahkan kemampuanku...

Ya mungkin aku tidak lebih cantik dari si A, penampilanku jauh lebih enak dipandang dari si B, gayaku kalah keren dari si C, sifatku lebih keras dari si D, teman-temanku lebih banyak dari si E, aku single dan masih saja menaruh perasaan pada seseorang sedangkan si F sudah punya pacar (lagi, untuk kesekian kalinya) dan hidup bahagia, jurusanku sangat umum, berbeda dengan si G yang canggih sekali, otakku  lebih berisi dari otak si H, IPku tidak lebih tinggi dari si I yang selalu masuk Dean List, dan kemampuanku sama saja sama si J...

Tapi bukan itu yang aku cari...
Aku ya aku. Bukan siapa-siapa dan bukan untuk dibandingkan dengan siapa-siapa. Aku ya aku yang sekarang. Dan dengan jujur aku bilang aku tidak suka dibanding-bandingkan apalagi menyangkut siapa lebih baik siapa. Aku hanya ingin dipandang sebagai aku sendiri, yang seperti ini, tanpa harus ada tuntutan harus seperti A, B, C, D, E, atau yang lainnya. Aku akan mendapatkan apa yang didapatkan mereka, tapi dengan caraku sendiri. Aku akan menjalani hidupku layaknya aku sendiri. Karena yang tahu aku hanya aku dan Tuhan.

Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda genotipe dan fenotipenya. Dan tidak akan ada yang sama sekalipun. Jalan setiap manusia sudah diatur Tuhan, ada yang bisa diubah, lebih banyak yang tidak bisa. Oleh karena itu aku hanya melakukan apa yang bisa aku lakukan, hasil akhirnya biar Tuhan yang menentukan, dan itu tidak harus sama dengan apa yang dijalani si A, B, C, D, E, atau yang lainnya...

Aku ingin menjalani hidupku sebagai aku, bukan sebagai orang lain...

Hanya Rindu...

Aku terpikir untuk sedikit meracau...

Tahun 2011 sudah dijalani hampir tiga bulan dan aku sangat merasakan banyak terjadi perubahan..
Perubahan ini sesungguhnya bukanlah hal yang buruk, tapi aku pun tak yakin apakah waktunya tepat untuk melakukan perubahan, baik sengaja maupun tidak..

Akhir-akhir ini aku merasa kehilangan..
Aku kehilangan waktu yang biasa aku nikmati, waktu luang yang biasanya aku isi dengan banyak hal, kehilangan kesempatan untuk melakukan hal-hal yang kusuka. Aku kehilangan momen karena waktu yang bahkan tidak dapat diluangkan hanya untuk tersenyum puas sekalipun. Bukan, itu berlebihan... Mungkin aku hanya kehilangan waktu karena aku menghabiskan waktu itu hanya untuk tugasku, ujianku, laporanku..

Aku kehilangan kesempatan untuk sekadar bercerita, tertawa, dan menangis bersama seorang teman. Aku merasa banyak memiliki teman tapi aku sendiri heran, aku merasa ada yang hilang. Bagian mana yang hilang? Mungkin bagian yang bisa membuatku bicara. Aku jadi serasa bisu. Karena aku sadar aku bukan orang yang 'lepas' yang bisa mengutarakan kecemasan sekalipun pada semua orang. Mungkin aku kehilangan kesempatan itu karena aku sedang tidak ingin dianggap orang yang lemah.

Aku kehilangan lincah jariku dalam mengetik sebuah tulisan. Sebenarnya akhir-akhir ini aku merasa hilang arah, bukan, bukan hilang arah, tapi lebih merasa tidak dapat menuliskan apa yang aku rasakan, aku tidak bisa merasa lega, karena banyak yang tidak tersampaikan. Akuu tidak tahu harus bicara dengan siapa, padahal otakku ini mungkin sudah semakin berat dengan pikiran-pikiranku yang menumpuk dan tidak ada jawabannya. Biasanya aku bicara pada seseorang hingga aku tenang atau menulis, tapi page blog, tumblr, dan lainnya pun seakan hanya menjadi seonggok sampah yang tak bermakna karena ditinggalkan pemiliknya, tanpa diberi makna pemiliknya, sehingga orang pun membaca tanpa jiwa.

Aku kehilangan akal untuk berfikir dengan cepat, jernih, dan cerdas. Aku kehilangan keyakinan, mungkin, bukan, bukan agama yang aku maksud, aku hanya merasa sekarang menjadi pribadi yang sok kuat, sok yakin, padahal di dalam hati aku takut, sampai ingin menangis rasanya. Kadang aku tertawa, menertawai kebodohanku, buat apa takut? Dan berkali-kali aku bilang bahwa hidupku akan baik-baik saja. Tapi ternyata sugesti itu tak berhasil, ketakutan bahkan pada hal yang masih lama datangnya pun acap kali aku pikirkan.

Aku sedang sering berpikir tentang hari esok dan seterusnya. Tapi kenapa aku hanya merasakan takut? Rasanya aku ingin setiap jam duduk dan, wudhu, dan shalat karena hanya itu lah saat aku melupakan ketakutanku, selain saat tidur tentunya. Tapi aku sadar, ketakutanku itu hanya berasal dari sendiri, dan hanya bisa dikalahkan diri sendiri. Jadi tinggalah aku sekarang, sendirian, terus berusaha mengusik ketakutan-ketakutan setiap kali rasa itu datang. Aku selalu katakan "jangan takut", "kamu pasti bisa", dan "semua akan baik-baik saja" pada diriku sendiri meskipun aku tahu, kata-kata itu akan lebih ampuh jika seseorang yang mengatakannya. Tapi aku tak kehilangan siapapun, aku tak ingin bergantung, aku ingin menciptakan kelegaan tanpa bantuan siapapun, karena sekarang memang tidak ada lagi yang bisa.

Mungkin aku memang kehilangan beberapa hal yang sangat berarti, bukan materi, aku juga bingung menjelaskannya. Mungkin kehilangan-kehilangan ini malah menjadikan aku lebih baik. Tapi aku tak bosan untuk berusaha tersenyum, yang terkesan menutup-nutupi di depan orang-orang. Tapi aku senang. Dapatkah kalian lihat gurat cemas, ketakutan, atau kekecewaan di raut mukaku selama ini? Tenang saja aku terlihat kuat.

Mungkin aku hanya rindu aku yang tenang...