(Nelangsa mode :
ON)
Semakin hari
semakin sering saya melihat orang dengan mudahnya larut dalam kesedihan. Oh
tidak, maksud saya menikmati kesedihan, jatuh dalam kesedihan, berlama-lama
dalam kesedihan. Kesedihan itu sendiri bisa terjadi karena banyak hal, misalnya
karena nggak punya uang, gagal ujian, kehilangan orang-orang yang disayang,
putus cinta, sakit, dapat musibah, kegagalan mencapai target, melakukan
kesalahan, dan lain-lain, dan lain-lain...
Sebenarnya yang
namanya sedih itu bukan suatu hal yang dianggap salah. Sedih itu rasa yang
wajar, rasa yang manusiawi. Namun, jika diri kita jadi “mundur” karena terlalu
jatuh dalam lubang kesedihan (aduh, bahasanya jelek --“) masihkah bisa
ditolerir?
Saya sendiri
berkaca diri. Sedih? Pernah. Down
karena sedih? Pernah. Galau gara-gara sedih? Bukan sekedar pernah, mungkin
hampir mendekati sering.
“Kok kayaknya lo
nggak pernah sedih sih?” – seorang sahabat pernah bilang gini ke saya..
Bohong banget
orang nggak pernah sedih. Yang ada, saya hampir jarang menunjukkan kesedihan
saya. Tepatnya saya mulai enggan menunjukkannya karena menurut saya, nunjukkin
kesedihan itu berpotensi besar bikin orang lain sedih juga. Saya sangat
mencegah ini terjadi. Yang saya lakukan? Belajar pandai-pandai ‘menyembunyikan’
kesedihan dan belajar Self-healing...
(yang ini bahasanya agak gaya, haha)
Dalam ‘kamus’
saya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan supaya nggak berlarut-larut dalam
kesedihan. Dalam ‘kamus’ saya ada self-healing
yang saya percaya bisa bikin saya tenang dan look always happy. Sejauh ini
baru ada tujuh sih, lain waktu bisa nambah mungkin ya....
1.
Jangan terlihat menyedihkan, smile!
Hmm, sebenernya rasa sedih bukan buat
disembunyikan, tapi bukan berarti kita bisa menunjukkannya semau kita. Sedih
bukan untuk ditutup rapat, tapi bukan juga untuk diselami orang-orang yang
tidak akrab dan cuma ‘kepo’. Hehe, bingung nggak sih baca kalimatnya?
Maksudnya, kalau sedang sedih nggak usah lah nunjukkin dengan tweet “Haduh,
menderita banget sih hidup gue..”, atau “Kenapa harus gini ya Allaaah :((“ yang
memancing orang nanya “Aduh, kamu kenapaaaa?? :’(“ bahkan status galau pun kalau bisa dikurangi.
Selain bikin orang lain kepo, itu juga secara nggak langsung jadi sugesti ke
diri kita. Keluhan tentang sedih yang ditunjukkan biasanya bukannya malah bikin
diri jadi lebih baik lho. Kalau mau ceritalah ke orang yang kita percaya, nggak
semua hal tentang kita perlu diketahui temen FB atau followers Twitter kita
kan...
Oh iya, senyum. Senyum itu ibadah,
daaaan....bikin sugesti kita jadi bagus. Pikiran jadi lebih positif. Jadi
apapun yang terjadi, berusahalah untuk tetap tersenyum karena senyum juga
menguatkan kita (haseeeeek...).
2.
Cari kesibukan
Kebanyakan mikirin hal yang bikin
sedih menjadikan kita kadang nggak inget atau lepas pandangan dari hal-hal yang
perlu kita perhatiin. Misal? Tugas kuliah, target pencapaian, orang-orang di
sekitar, dan hal-hal yang harus diselesaikan.
Cari kesibukan. Bukan bermaksud untuk
jadi orang sok sibuk sih tapi ini bisa jadi pengalih perhatian dari nginget-nginget
hal-hal yang bikin sedih. Dari pada nginget-nginget yang bikin sedih lebih baik
kerjain apa yang bisa dikerjain dan jelas bermanfaat. Misalnya, saat saya
merasa sedih, saya ngecek tugas, beresin kamar, pergi-pergi, motret-motret
asal, terus bikin tulisan. Beberapa kali juga saya ngehubungin pemred-pemred
majalah tempat saya magang, sambil
nodong “Kapan kita ngumpul?”, “Ada artikel yang harus ditulis nggak?”, “Ada
artikel yang mau diedit nggak?”
3.
Do things you love
Sesuatu yang kita senangi berpengaruh
besar pada mood kita. Mungkin orang-orang yang lagi sedih butuh waktu “me time”
lebih banyak untuk diisi sama hal-hal yang disukai. Luangkan waktu untuk melakukan
hobi dan hal-hal yang disukai tapi suka nggak ada waktu untuk melakukannya. Do
things we love.. #nyengirlebar
Banyak hal yang bisa dilakukan kan,
apakah itu nonton film, jalan-jalan, dengerin musik, baca buku, bahkan tidur.
Yap! Tidur juga boleh lah dibilang hobi. Hahaha.. kalau saya pribadi sih bukan
menjadikan tidur sebagai hobi, tapi lebih ke hal yang diutamakan setelah
beraktivitas gitu. Saya nggak suka begadang, buat saja, setelah jam 9 itu ya
memang waktunya tidur.
Oke, balik lagi ke hobi. Saya sendiri
adalah orang yang sangat mencintai “me time” mengingat waktu saya akhir-akhir
ini agak nggak luang (bukannya belagu mentang-mentang udah kerja, tapi ini
beneran..). Saat ada kesempatan, jangan cuma saat sedih, biasanya saya melakukan
hobi saya, baca buku, nari (meski udah lama nggak), jalan-jalan, ambil foto (si
amatiran), ngegambar (meski gambarnya butut), dengerin musik sambil nyanyi-nyanyi,
dan...nulis! Kalau saya sedih? Yang pertama dilakukan adalah : cari es krim dan
cokelat! I love ice cream and chocolate!
Well...ini
tulisannya udah panjang banget ya, dan masih ada empat poin lagi. Bagaimana
kalau disambung ke tulisan selanjutnya? :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar