Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Saya suka melakukan hal-hal yang menurut saya menarik dan orang-orang sulit melakukannya :) Saya suka bercerita tentang apa yang terjadi hari ini dan mendengarkan cerita teman-teman tentang betapa rumitnya hidup :P Saya selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk orang yang saya sayangi :* Sangat susah bagi saya untuk memilih, meskipun saya sudah menentukan prioritas. Seorang sanguinis- koleris yang perfeksionis namun berusaha untuk tidak terlalu idealis. Haha.

Kamis, 21 Februari 2013

Cerita sedikit...



Seorang teman lelaki curhat ke saya tentang pacarnya yang ngambek karena dia temenan sama seorang perempuan. Sang pacar pikir hubungan pertemanan mereka ‘ada apa-apanya’ padahal sama sekali nggak. Teman saya ini orangnya jujur, baik, dan saya tahu dia pasti tulus sayang sama pacarnya (aseeek..dipuji lo :p), nggak mungkin lah dia pikirannya aneh-aneh. Teman saya itu pusing (uring-uringan mungkin ya?) dan mencoba berpositive thinking mungkin pacarnya memang lagi ada masalah atau emosinya lagi naik-turun. Kemudian dia cerita ke saya.

Hmm.. saya bukan sekali ini dicurhatin tentang masalah yang sama persisi kayak gini. Jangankan dicurhatin, ngalamin sendiri juga pernah. Haha. Kemudian setelah sadar kayaknya masalah kayak gini emang sering banget terjadi di hubungan anak muda (cieeeh, apa pula bahasanya). Saya coba kasih pendapat saya deh, siapa tau bisa jadi masukan yang baca saat membina hubungan serius (menikah ya, menikah.) nanti. Toh apa yang terjadi sekarang itu memang bakal jadi pelajaran buat kita di masa depan.

Perempuan pada dasarnya memang diciptakan lembut hatinya, perasaan halus, sangat peka, mudah tersentuh, dan perasa. Nggak aneh menemukan perempuan gampang nangis, bertutur kata baik, bersikap manis, dan sensitif karena memang umumnya perempuan cenderung ke salah satu atau lebih sifat tersebut. Terus kalian, para lelaki, pasti pada bingung atau mungkin sebel ya kalau perempuan keluar sifat sensitifnya.

Studi kasus : A (lelaki) sebut aja punya pacar namanya B, mereka memutuskan untuk menjalani hubungan dengan serius, bukan pacaran anak SMA. A ini punya sahabat perempuan namanya C yang B nggak kenal sama sekali. Sebelum A sama B jadian, A sama C udah lama berteman, sering cerita-cerita, jalan bareng, saling bantuin, saling nyemangatin, canda-candaan, pokoknya best friend deh. Terus B yang sekarang jadi pacarnya A bete banget kalau tau A sama C ketemu atau masih deket. Bawaanya ngambek. Pokoknya B takut kalau C ada perasaan sama A ataupun sebaliknya. Tapi B sungkan bilang sama A jadi keliatannya malah kayak ngambek nggak beralasan gitu. B nggak benci sama C, tapi nggak suka aja sama cara berteman C sama A, terlalu deket kalau kata B. Hmm.. mungkin B merasa terasingkan ya.

Kalau ada di posisi itu, coba terangkan kalian mau gimana? Misal kalian para lelaki jadi si A, apa yang akan kalian lakukan. Kalau para perempuan jadi B apa tanggapan kalian? Atau jadi C, menurut kalian, kalian harus gimana? Saya sendiri pernah ada di posisi B, maupun C. Saat di posisi B saya sering mangkel sendiri, bete sendiri, saya ngerasa banget kalau soal ini hal kecil berbau negatif pun bisa sangat mempengaruhi pikiran si B. Lucunya saat saya ada di posisi si C, saya lebih sering berpikir “Apa banget sih B, santai aja kali...” dan sering saya jadi segan sama sahabat saya, sampai terkesan “Enaknya gw jaga jarak aja deh, gw nggak enak sama cewek lo..”

Huhah! Untuk menanggapi masalah seperti itu, yang sebenarnya kecil tapi kalau dibiarkan malah jadi duri dalam daging and will ruins everything, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan di sini...

Untuk para lelaki
Perempuan yang dekat dengan kalian / sedang menjalin hubungan dengan kalian umumnya nggak terlalu suka kalau kalian akrab sama perempuan lain meskipun itu cuma teman. Konteksnya kalian cuma teman, tapi ada kalanya mereka akan mikir yang aneh-aneh, semisal teman perempuan kalian seuka sama kalian, atau kalian ada main sama teman sendiri. Pikiran itu memang non sense, nggak tentu logis tapi bukan sesuatu yang nggak mungkin terjadi. See? Akan ada suatu waktu dimana perempuan memunculkan sifat posesifnya dan menunjukkan kecemburuannya. Sewaktu-waktu bisa jadi mereka nggak percaya. Makanya mereka harus diyakinkan.

Bikin mereka yakin jadi suatu kewajiban apalagi kalau kalian memang serius sama mereka. Salah satu caranya adalah perbaiki komunikasi dan kenalin sahabat perempuanmu ke perempuan yang sedang dekat / menjalin hubungan denganmu, dengan begitu dia akan berpikir kalau temanmu teman dia juga. Dia akan dengan mudah berdamai. Toh ketika menikah nanti kalian memang tidak seharusnya punya sahabat lawan jenis yang terlalu dekat, I bet you know the reason, man... *kalau serius, harus siap sama ketentuan dan konsekuensinya*

You can't go around being all nice and friendly with someone when you're clearly with someone else. It's misleading, it's frustasting, and it's not fair...

Untuk para perempuan (as B) : 
Terlalu cemburu dan posesif itu nggak baik. Yang ada para lelaki malah akan lari dari kalian. Belajarlah yakin pada lelaki yang kalian percayakan hati kalian padanya. Oke, intinya belajarlah percaya, nggak berpikiran negatif, kurangi dan tahan sifat overposesif dan cemburuan. Cemburu sama teman pacar? Boleh, tapi harus beralasan dan nggak berlebihan. Kamu juga nggak dilarang punya teman lelaki kan. Kalian belajar untuk bijaksana dan berpikir positif. Yakin, yakin, dan yakin. Jangan mudah kemakan omongan orang apalagi kalau nggak ada bukti. 

Tapi kalian juga harus mengingatkan kalau lelaki udah mulai kelewatan. Mungkin mereka memang belum tentu sepenuhnya bersama kita (terutama belum ada ikatan pernikahan), tapi bukan berarti nggak punya komitmen kan? Pertanyakan ulang komitmen yang dibuat ketika kalian merasa para lelaki sudah kelewatan. Visi kalian harus sama, harus jelas mau dibawa kemana. Kalau cuma main-main untuk apa dijalani? Selain itu, nggak suka cara berteman lelaki dengan perempuan lain bukan berarti kalian nggak suka sama pribadinya. Itu salah besar! Cobalah untuk saling menerima dan minta dikenalkan ke perempuan yang jadi sahabatnya, siapa tahu kalian bisa berteman juga. Santai, and make it simple.. percayalah, kalau jodoh nggak akan kemana.

Untuk para perempuan (as C) : 
Sungkan? Risih? Merasa dibenci pacar sahabat sendiri? Jangan mikir seperti itu, karena belum tentu kejadian. Jangan uring-uringan. Santai aja tapi coba lihat diri kita. Coba kita renungkan, apa bener kita terlalu dekat sama sahabat lelaki kita? Apa kita terlalu berlebihan, terlalu perhatian? Apa ada rasa lain selain sekedar menganggap teman? Coba jujur sama diri sendiri, introspeksi diri sendiri. Dalam hal ini mungkin kita dianggap duri dalam daging, atau pengganggu hubungan orang. Ha! Padahal kita nggak seperti itu. 

Coba bicara dengan sahabat lelaki kita dan juga pacarnya / perempuan yang dekat dengannya. Coba untuk saling terbuka untuk menciptakan suasana yang nyaman. Kita nggak cari musuh, kita cari teman. Nah, kalau ternyata kita punya perasaan ‘lain’ pada sahabat lelaki kita selain mengganggap teman, bagaimana menghadapi pacarnya? Hmm.. omongin baik-baik pasti bisa. Ayo lah, kalian sama-sama perempuan.

Semoga cuap-cuap saya bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar