Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Saya suka melakukan hal-hal yang menurut saya menarik dan orang-orang sulit melakukannya :) Saya suka bercerita tentang apa yang terjadi hari ini dan mendengarkan cerita teman-teman tentang betapa rumitnya hidup :P Saya selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk orang yang saya sayangi :* Sangat susah bagi saya untuk memilih, meskipun saya sudah menentukan prioritas. Seorang sanguinis- koleris yang perfeksionis namun berusaha untuk tidak terlalu idealis. Haha.

Kamis, 09 Februari 2012

In Love w/ KlungBot


Hari itu, 4 Februari 2012, saya menelusuri Ganesha Cave, sebuah wahana yang dibuat oleh mahasiswa Teknik Geologi ‘GEA’ ITB dalam rangka event ITB Fair yang digelar di kampus Ganesha. Pagi-pagi sekali saya coba wahana itu, kebetulan emang sengaja dateng pagi sih, soalnya mau TA juga. Hehehe. Secara umum si Ganesha Cave ini menarik, bentuknya macem gua, didalamnya banyak informasi tentang Geologic Time Scale, mitigasi bencana, batuan, fosil etc.

Tapi sebenernya, bukan Ganesha Cave yang saya bahas disini. Hahaha. Maaf, maaf, paragraf pertama tadi hanya pengalih pembicaraan. Yang ingin saya bahas disini adalah apa yang ada di pintu keluar Ganesha Cave, yang membuat saya jatuh cinta, sampai sekarang…

Ya, saya jatuh cinta, hingga sekarang. Suaranya masih terngiang...

KlungBot, KlungBot, KlungBot namanya. Awal saya menyadari keberadaan dia adalah saat saya berada di ujung Ganesha Cave. Saya mendengar suaranya melantunkan “Laskar Pelangi”, yang membuat saya mengalihkan perhatian dari mbak/mas mahasiswa/i GEA yang lagi nerangin tentang fossil dll.

Saya keluar dari Ganesha Cave, dan mendapati ia berdiri sambil terus melantunkan lagu itu. Saya tersenyum, saya rindu suaranya, saya tergetar karena saya memang rindu akan getaran bambunya. Ya, KlungBot ini bukan manusia, tapi singkatan dari “Angklung Robot”.



Mata saya menyapu pandangan sekitar saya. Beberapa orang berdiri sejajar dengan saya, ikut menikmati suaranya. Ini memang unik! Sangat unik! Sebuah lagu yang dilantunkan angklung biasanya dimainkan oleh satu team yang umumnya terdiri lebih dari 10 orang kini di depan saya dimainkan secara otomatis. Angklung bergetar otomatis, bergetar sendiri (haha), tak ada manusia yang menggetarkannya. Di depan saya hanya terdapat 1 set angklung dan sebuah laptop. Diatur oleh suatu sistem.


KlungBot. Robot ini merupakan perangkat mikroprossesor yang dilengkapi dengan banyak motor dan lengan mekanis. Satu robot memiliki 12 lengan, cukup untuk memegang set angklung 1 oktaf. Dengan demikian diperlukan 3 buah robot untuk unit angklung 3 oktaf. Ketiga robot ini kemudian dikontrol oleh sebuah komputer.


KlungBot yang dikembangkan di Teknik Fisika ITB ini dapat memainkan angklung secara manual maupun otomatis. Secara manual, papan kunci pada layar komputer dapat dimainkan, mirip seperti bermain piano, KlungBot akan memainkan nadanya. Selain itu aransemen lagu dengan notasi not angka dapat disimpan dalam playlist dan dimainkan secara otomatis.


Dengan adanya KlungBot ini, salah satu modernisasi alat musik tradisional telah muncul. Tanpa mengurangi maknanya, budayanya, dan kelestariannya. KlungBot ini saya pastikan akan menarik perhatian, membuat jatuh cinta banyak orang pada angklung.


Meskipun saya biasa mendengar suara angklung lewat CD, bahkan jauh lebih menyukainya saat dimainkan oleh team, lebih jauh lebih suka lagi jika saya pun berada di dalamnya, KlungBot ini tetap bisa menutupi sebagian kerinduan saya pada suara angklung, pada permainan angklung yang saya gemari sejak SMA.

Lagu yang dimainkan KlungBot berganti, kali ini Bohemian Rhapsody! Saya semakin betah memandangi dia...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar