Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Saya suka melakukan hal-hal yang menurut saya menarik dan orang-orang sulit melakukannya :) Saya suka bercerita tentang apa yang terjadi hari ini dan mendengarkan cerita teman-teman tentang betapa rumitnya hidup :P Saya selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk orang yang saya sayangi :* Sangat susah bagi saya untuk memilih, meskipun saya sudah menentukan prioritas. Seorang sanguinis- koleris yang perfeksionis namun berusaha untuk tidak terlalu idealis. Haha.

Selasa, 25 Desember 2012

5 cm.



Well...setelah memelas pengen banget nonton sesuatu di bioskop, akhirnya jumat kemarin kesampaian nonton dibioskop. Meskipun awalnya mau nonton Habibie & Ainun terus keabisan tiket gara-gara ngantri dan penuh banget, akhirnya saya nonton 5 cm dan sama sekali nggak ngesel. Film ini juga salah satu film yang lagi rame di kalangan penikmat film dan lagi banyak direview orang-orang.

Saya belum pernah baca bukunya. Haha. Sebenernya saya tahu kalau mau nonton film yang diadaptasi dari novel itu sebaiknya baca dulu novelnya. Tapi saya nggak lakukan itu. Alasannya juga saya nggak tahu kenapa. Hehehe. Banyak temen-temen saya yang udah pernah baca novelnya terus bilang kalau dibandingin sama buku, filmnya lebih terkesan ‘loncat-loncat’. Wajar kan untuk sebuah film yang diadaptasi dari novel pasti bakal muncul komentar seperti itu. Yaa..ambil contoh aja film Perahu Kertas kemarin yang sampai-sampai harus dibikin dua bagian (bikin jadi males nonton, ngga tau kenapa, mending baca bukunya berulang-ulang). Meskipun begitu, saya salut banget sama film 5 cm ini, yang bikin saya jadi baca bukunya setelah nonton.

Dari akting, saya paling suka sama aktingnya Junot yang jadi Zafran. Kenapa? Soalnya Junot berhasil bikin tokoh Zafran jadi nggak norak di mata saya. Dia berhasil bikin penonton ketawa dan senyum-senyum sama tingkah laku dia yang kocak, puitis banget, plus bikin geleng-geleng kepala. Dia berhasil bikin penonton ngerti ‘isi otak’nya Zafran itu seperti apa (bikin ketawa banget deh itu album “The Best of Zafran”, hahaha). Akting pemeran lain bisa dibilang ‘cukup’ sih (Denny Sumargo ternyata lumayan juga kalau akting #eh), sebenernya saya agak kurang sreg sama aktingnya beberapa pemain (misalnya Pevita (Dinda)) soalnya terlalu banyak dialog yang kaku, padahal kalau lebih natural pasti lebih keren. Kalau gesture sebenernya nggak terlalu keliatan menurut saya, tapi dialognya itu lho. Yang bikin kecewa buat saya adalah : bagian cerita tentang Genta dikit banget, hahaha. Saya suka sama Genta, suka sama Fedi Nuril. Tapi karena cerita utamanya ada di sudut pandang Zafran, Genta ini jadi dikit banget disorot, aktingnya Fedi Nuril juga menurut saya jadi kurang ‘keluar’, but still, he stole my heart :p

Juaranya film ini adalah penonton dibikin ketawa tanpa paksaan, karena leluconnya terkesan sangaaat spontan dan santai, penonton juga ngerti maksud candaannya. Misalnya, waktu Ian masak mie, ibunya bilang “Iaan..jangan masak mie”, terus dia bilang “Nggak Maa, orang mienya juga ngga ada..”, padahal pas dia buka lemari isinya indomie semua. Terus canda-candaan di kereta, di rumah Arial, dll. Kalau soal becanda, dialog sama aktingnya malah nggak keliatan kaku, natural banget, kayak kita becanda sehari-hari sama temen.

Yang lebih keren adalah, pengambilan gambarnya waktu di Semeru dramatis dan indah banget. Penggambaran lansekap pake helikopter, Ranu Kumbolo, awan yang berarak, pergantian hari, suasana di puncak Semeru, semuanya keren dan menurut saya yang orang awam, tanpa cela. Rizal Mantovani dan kru-krunya berhasil bikin penonton ber-WOW-ria sampe nyeletuk “Ahh, keren banget...coba bisa ke sana, pengen kesana”. Saya sih yang denger senyum-senyum aja. Kalau nurutin kemauan, saya juga pengen banget. Tapi, mendaki itu kan ngga segampang kelihatannya. Tentu aja di dunia nyata, banyak banget persiapan yang harus dilakukan. Hehe.

Meskipun endingnya (pas upacara bendera) kalau dibayangin di dunia nyata menurut saya agak awkward, saya seneng bisa nonton film ini. Keren lah, bulan-bulan ini film Indonesia berhasil beneran jadi tuan rumah di rumah sendiri, seperti seharusnya, sepantasnya. Biasanya kan antrian paling panjang peminat ada di pemutaran film-film barat :p

“Setiap kita punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kita taruh di depan kening kita. Jangan menempel, biarkan dia menggantung, mengambang 5 cm di depan kening kita. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kita. Biarkan keyakinan kita itu mengambang 5 cm di depan kening kita. Setelah itu yang kita perlukan hanya kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak daripada biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang akan selalu berdoa.”- 5 cm. by Donny Dhirgantoro.

Next, Habibie & Ainun nih kayaknya harus ditonton banget... ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar