Seberapa tahu orang lain tentang
apa-apa yang ada dalam kehidupan kita? Ya, kata ‘orang lain’ di tulisan ini
benar-benar ‘orang lain’, bukan keluarga, bukan sahabat, bukan teman, bukan
kolega, bukan rekan kerja, bukan kekasih, benar-benar bukan siapa-siapa di
kehidupan kita, orang lain di luar lingkungan kita.
Semakin majunya teknologi serta
maraknya aktivitas sosial di internet menjadi pendobrak batas ‘kehidupan’ antar
penggunanya. Kini dengan adanya Facebook, Twitter, blog, Tumblr, Foursquare, akun-akun
pengunggah foto, serta fasilitas social
networking lainnya, bukan tidak mungkin kehidupan kita jadi konsumsi orang
lain juga, bahkan mungkin orang yang sama
sekali tidak kita kenal.
Adanya fasilitas social networking tentu saja semakin
memudahkan pengguna untuk mengupdate kegiatan sehari-harinya. Ini menjadi
kebiasaan kebanyakan orang jaman sekarang, iya bukan? Sebutlah mengunggah foto-foto
acara di Facebook, update Foursquare sedang ada di mana, celetak-celetuk dan ‘ngobrol’
di Twitter, cerita tentang keseharian dan mencurahkan suasana hati di blog, di
Tumblr. Hal ini seakan sudah tidak aneh jaman sekarang.
Untuk apa kiranya kita punya teman
di Facebook? Follower Twitter, Tumblr, blog, Foursquare, etc etc etc? Kalau
bukan untuk komunikasi, menjaga hubungan pertemanan, berbagi cerita, informasi
dan inspirasi, lalu buat apa? Kita pasti sudah tahu akan hal ini. Tapi kita
harus ingat, bukan tidak mungkin bahwa, biasanya kemudahan akses ke kehidupan
kita itu digunakan pula oleh orang-orang yang ingin tahu tentang kehidupan
kita. Dalam hal ini mungkin kita tidak akrab, bahkan tidak kenal dengan orang
tersebut. Atau barangkali sebenarnya orang itu punya hubungan yang sangat jauh
dengan kita (co : saudara kakak temennya pacarnya temen gitu misalnya, atau
mantannya mantan pacarnya saudara mantan kita, haha)
Ya, kita tidak boleh mengelak dari
semua itu. Resiko menggunakan akun-akun social
network adalah : Kita tidak dapat mengontrol siapa saja yang bisa mengetahui
tentang diri kita. It’s okay, kita bisa tidak meng-approve pertemanan di Facebook dan Foursquare, kita juga bisa mem-protect akun twitter kita. Tapi apa yang
bisa kita lakukan untuk blog dan Tumblr kita?
1.
Jangan post sesuatu yang terlalu
pribadi dan rahasia
2.
Jangan post hal yang ‘menyulut’
3.
Jangan post hal negatif
4.
Jangan luapkan semua perasaan dalam
suatu karya (pic, post tweet, long narration, etc)
5.
Jangan berlebihan!
6.
Post kesenangan, keseharian yang ‘natural’
7.
Post sesuatu yang inspiring dan
informatif
Dibalik semua itu, kita mungkin merasa
tidak nyaman atas orang-orang yang ingin tahu kehidupan kita (jaman sekarang
mungkin disebut : stalker yang terlalu kepo). Tapi sisi positifnya cukuplah
berpikir husnuudzhan. Anggaplah itu...perhatian. Anggaplah aktivitas mereka
mengamati kehidupan maya kita sebagai bentuk kepedulian, bukan bentuk gangguan.
Toh, jika memang kita tidak pernah melakukan sesuatu yang ‘buruk’, dan tidak
pernah menyajikan sesuatu yang sifatnya sangat pribadi, mereka hanya akan
menemukan bagian kecil dari hidup kita, tidak akan tahu keseluruhannya.
Makasih ya udah perhatian ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar