Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Saya suka melakukan hal-hal yang menurut saya menarik dan orang-orang sulit melakukannya :) Saya suka bercerita tentang apa yang terjadi hari ini dan mendengarkan cerita teman-teman tentang betapa rumitnya hidup :P Saya selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk orang yang saya sayangi :* Sangat susah bagi saya untuk memilih, meskipun saya sudah menentukan prioritas. Seorang sanguinis- koleris yang perfeksionis namun berusaha untuk tidak terlalu idealis. Haha.

Kamis, 28 Oktober 2010

Alma Tegar : Kongres KM ITB Yang Sederhana Namun Bermakna


BANDUNG, itb.ac.id - Kongres Keluarga Mahasiswa (KM) ITB merupakan sebuah lembaga pemegang kedaulatan tertinggi di KM ITB yang berisikan perwakilan senator-senator dari setia p Himpunan  Mahasiswa Jurusan (HMJ) yang bersifat berasakan demokrasi dan bertanggung jawab pada Keluarga Mahasiswa (KM) ITB. Kongres ini berfungsi sebagai penyalur aspirasi mahasiswa dan mengawasi kinerja Kabinet KM ITB.Dalam usaha pengambilan keputusan, Kongres KM ITB mengadakan sidang, yang minimal dihadiri 1/2 n+1 dari jumlah anggota. Sidang yang didakan menjadi  penentu pergerakan yang dicantumkan dalam program kerja kabinet KM ITB.

Kongres KM ITB dipimpin oleh seorang mahasiswa jurusan Arsitektur ITB angkatan 2006, Alma Tegar Nasution. Saat ditanya bagaimana prosesnya menjadi Ketua Kongres KM ITB, mahasiswa kelahiran 11 Januari 1989 ini mengaku sebelumnya tidak pernah terpikir untuk menjadi ketua Kongres,

“Sederhana saja mungkin, sejak memasuki masa perkuliahan tingkat 2, saya mulai aktif di kegiata himpunan. Di himpunan, saya sempat diberi amanah sebagai Wakil Ketua Bidang Eksternal yang banyak berkomunikasi dengan teman-teman dari himpunan lain.”

Setelah menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Eksternal, rupanya  Alma pun menjadi satu dari empat mahasiswa Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma (IMA-G) yang tergabung di dalam tim senator. Dari sinilah kiprah Alma sebagai ketua Kongres KM ITB dimulai. Dirinya yang terdaftar sebagai mahasiswa angkatan 2006 ternyata diberi kesempatan menjadi ketua Kongres KM ITB yang dipilih melalui sidang dan kesepakatan bersama.

“Sebenarnya bukan karena masalah saya yang dituakan atau bukan, namun sebaiknya ketua Kongres setara dengan Presiden KM ITB dalam  hal angkatan.”

Meskipun mengaku tidak pernah terpikir menjadi ketua Kongres KM ITB,  mahasiswa alumnus SMA Taruna Nusantara angkatan 2003 ini bertekad untuk menjalankan fungsinya sebagai ketua dengan sebaik-baiknya, baginya, jabatan Ketua Kongres KM ITB dianggap sebagai amanah yang wajib dipertanggungjawabkan.

Menurut pandangan Alma, dilihat dari sisi kongres, semakin hari kongres menunjukkan pergerakan yang semakin baik. Hal ini dapat disimpulkan dari meningkatnya jumlah himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) yang mengirimkan wakil sentornya di Kongres KM ITB. Sementara dari sisi senator, sudah semakin banyak pula senator yang aktif di kongres, bukan sekedar nama.

“Namun untuk menyelidiki satu-persatu senator mengenai pengambilan aspirasi, penjaringan feedback,  atau mengenai ketersampaian konten yang dibicarakan di kongres memang cukup sulit, karena setiap senator memiliki caranya masing-masing atau budaya himpunan masing-masing.” Tutur Alma sambil sesekali membalas sapaan  teman-temanya yang lalu-lalang.

Dalam keberjalanan Kongres KM ITB selama Alma menjabat, Kegiatan kongres setiap bulannya sudah disusun oleh AD/ART dan tinggal dijalankan sesuai aturan. Dan dalam masa kepengurusan kali ini, Kongres KM ITB tidak akan  membuat aturan  baru seperti tahun lalu. Hal yang menjadi amanah terbesar kongres saat ini adalah melaksanakan sistem dengan sebaik-baiknya dan melakukan evaluasi  terhadap sistem yang ada di akhir kepengurusan (yang juga berkaitan dengan kabinet,himpunan, dan unit).

Alma memandang animo himpunan yang positif, pelaksanaan sistem dengan baik, serta berfungsinya pengawasan pada Kabinet KM ITB, MWA wakil mahasiswa, dan Tim Beasiswa KM ITB sebagai acuan pencapai Kongres KM ITB untuk masa kepengurusannya.

“Dari tahun ke tahun banyak kritik mengenai sistem yang nggak bagus padahal kita tahu bahwa sistem tersebut belum dijalankan dengan baik atau memberatkan.” Ujar Alma dengan nada serius.

Untuk proses selanjutnya, Alma berharap kongres dapat semakin terasa manfaatnya oleh elemen masyarakat terutama warga KM ITB. Alma mengaku harapannya tidak terlalu muluk-muluk yangpenting didengar.

“Kasarnya yang penting bisa makan tiga kali sehari tapi teratur,  menunya lengkap dan terkendali, Sesedehana itu saja. Supaya manfaatnya bisa kita lihat.”

Penuturan Alma yang menganalogikan makanan sebagai pencapaian Kongres KM ITB berdasarkan pendapat Alma sendiri, bahwa manfaat akan kurang terasa jika kerja kongres  belum optimal,  namun  manfaat ini akan semakin terasa dengan peran dari seluruh warga KM  ITB terutama  stake holder yang berada di himpunan masing-masing

Saat ditanya mengenai tantangan keberjalanan Kongres KM ITB saat ini, Alma langsung menuturkan bahwa penyamaan jadwal menjadi suatu kendala mengingat jadwal anggota yang berbeda-beda. Selain itu kongres harus berusaha untuk menjadi ‘dewa’ atau mengetahui segala sesuatu baik isu, atau permasalahan yang terjadi.

“Misalnya, isu yang diangkat adalah isu energi. Saya sebagai mahasiswa arsitektur merasa susah juga memahami. Tetapi bagaimanapun, kami harus tetap mencari tahu karena pasti akan berkaitan dengan kebijakan dan pengambilan keputusan. Karena bukan berarti karena kita tidak tahu lantas kita menolak isu yang ditawarkan. Namun pandangan himpunan yang keprofesiannya berkaitan akan selalu kami diutamakan.”
Alma pun mengaku sering melakukan diskusi dengan teman-temannya di himpunan mengenai masalah-masalah maupun  isu-isu yang muncul. Karena bukan tidak mungkin jika banyak teman-temannya yang ternyata pengetahuannya lebih luas. Hal ini dijadikan masukan bagi Alma.

Alma memandang suka dan duka yang dialaminya selama menjabat menjadi ketua Kongres KM ITB sebagai pelengkap perjalanan kemahasiswaannya.

“Jika pada suatu isu atau masalah, semua orang merasa kurang paham dan terkesan ‘mencuci tangan’, segala keputusan akan dilimpahkan pada saya. Mungkin itu duka atau tantangannya ya, karena saat itu saya harus memutuskan sendiri, menjadi juru bicara sekaligus memutuskan. Padahal kan saya nggak bisa asal. Tapi senangnya dengan menjadi bagian dari Kongres KM ITB saya menjadi lebih mengenal budaya himpunan-himpunan, mengenal teman-teman sesame mahasiswa dan banyak orang diluar sana.” Tutup Alma dengan senyum lebar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar