Siang tadi kami berjalan sambil menggumam-gumamkan apa yang ada di benak masing-masing. sungguh, hari yang cukup cerah tapi hatiku tidak. Dan aku lebih tidak tahu lagi kenapa. Mungkin hanya sedang banyak pikiran.
Dunia ini memang berputar, semuanya. Lambat laun terjadi perubahan bukan? Aku, kamu, dia, kita. KITA. TEMAN.
Dan saat itu juga terlintas di pikiranku. Sesuatu. Aku bukan menganggap itu sebuah ketakutan, tapi aku tidak bisa membayangkan kegelisahan bila hal yang aku pikirkan ini terjadi. Kehilangan seorang teman.
Di tahun-tahun setelah ini kawan, kita akan menata hidup masing-masing bukan? Kita selalu bersama, bukan secara fisik. Aku yakin hati kita akan selalu bersama.
Dan ketika seseorang datang kepadamu kawan, aku jadi khawatir. Aku khawatir kami kehilangan kamu. Dan aku khawatir kehilangan KITA. Karena itu aku berpikir seseorang yang datang itu harus bisa menerima kita, bukan kamu, tapi kita.
aku : apakah dia bisa menerima kita?shofia : kebalik dys, apakah kita bisa menerima dia?
Aku diam. Kalimat itu benar dan aku sangat setuju. apa jadinya bila kami tidak terima. Tapi aku jadi berpikir, sejauh apa hak munculnya sebuah pertanyaan itu? Untuk kita? Seakan-akan menentukan mana yang pantas dan tidak?
ini lebih dari sekedar sebuah pertanyaan bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar