Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Saya suka melakukan hal-hal yang menurut saya menarik dan orang-orang sulit melakukannya :) Saya suka bercerita tentang apa yang terjadi hari ini dan mendengarkan cerita teman-teman tentang betapa rumitnya hidup :P Saya selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk orang yang saya sayangi :* Sangat susah bagi saya untuk memilih, meskipun saya sudah menentukan prioritas. Seorang sanguinis- koleris yang perfeksionis namun berusaha untuk tidak terlalu idealis. Haha.

Minggu, 06 Februari 2011

Kembali Jadi Anak Kecil..


Merengek-rengek meminta permen kapas di pentas lumba-lumba keliling..
Meloncat kegirangan saat ayah pulang tugas membawa oleh-oleh boneka.
Menangis pada ibu saat terjatuh atau diganggu anak tetangga.

Aku kangen kembali jadi anak kecil. Kangen jadi bocah lagi. Aku sangat mengenang masa-masa usiaku dapat dihitung jengan jemari tangan. Karena rasanya pada saat itu lah aku sangat merasa senang, seperti terbang dengan balon udara yang berwarna-warni.

Ketika pulang kuliah dengan tugas yag menumpuk, mataku terus memperhatikan anak-anak yang berlarian keluar masjid selesai mengaji ba’da isya. Dengan riang mereka berlarian bermain petak umpet, tertawa, mengemil, sampai akhirnya pulang dipanggil orang tua mereka.

Saat itulah aku teringat saat satu setengah dasawarsa lalu, saat aku masih kecil. Ternyata benar.masa kecil itu sangat indah, dan ternyata masa itu telah aku lewati tanpa terasa. Dan sekarang aku berpikir enaknya jadi anak kecil, jadi bocah seumuran balita, lucu, polos, menggemaskan.

Anak kecil memandang sebuah masalah sebagai anak kecil, menyelesaikan masalah bagaimana caranya bersembunyi petak umpet, bagaimana caranya mengambil kotak permen dari lemari. Aku iri pada anak kecil yang memandang masalah secara sederhana, yang memiliki pola pikir sederhana, yang memandang dunia dalam perspektif taman bermain, yang memandang hidup seperti jungkat-jungkit. Naik – turun.

Ya aku cukup iri dengan anak kecil, karena orang dewasa sudah seharusnya memandang hidup sebagai orang dewasa, memandang masalah sebagai ha yang wajib ditemukan solusi terbaiknya. Ah ribet. Terlalu sulit sayang, jadi orang dewasa, dimana kamu harus belajar untuk bertahan dan memiliki arti hidup yang sebenarnya.

Saat masalah orang dewasa sudah masuk ke pendidikan tinggi, intelegensi, pemenuhan kebutuhan, masalah prinsip hidup, menemukan Tuhan, jatuh dan bangun karena cinta…anak kecil masih terus berusaha menggapai kotak permen dari lemari. Betapa indahnya jika hidup dalam genggaman kita, dalam sekotak permen dalam lemari.

Waktu aku kecil, orientasiku hanya taman bermain, mewarnai gambar, dan membalas kenakalan anak tetangga. Tapi sekarang umurku hampir kepala dua, umurmu berapa? Masalah-masalah anak kecil sudah diganti dengan masalah kuliah yang rumit, masalah pola pikir yang berbeda dengan orang tua, teman, partner kerja, masalah cinta yang jatuh bangun datang dari satu sisi dan pergi dari lewat lainnya, dan segala cobaan-cobaan indah lainnya dari Allah.

Seandainya aku  bisa bermain petak umpet dengan masalahku yang sekarang
Seandainya aku bisa berlari-larian menghindar dari bebanku yang sekarang
Seandainya aku bisa selalu tertawa menghadapi cobaan seberat  apapun

Aku memang kangen kembali anak kecil lagi. Tapi kedewasaan itu lebih baik bukan? Untuk aku yang sekarang.  Aku yang akan menghadapi dunia, aku yang akan berjuang . Aku yakin aku bisa dan aku kuat, mampu untuk jadi lebih baik. Untuk aku, kamu, dan kita, saatnya memandang hidup dengan lebih dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar