Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Saya suka melakukan hal-hal yang menurut saya menarik dan orang-orang sulit melakukannya :) Saya suka bercerita tentang apa yang terjadi hari ini dan mendengarkan cerita teman-teman tentang betapa rumitnya hidup :P Saya selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk orang yang saya sayangi :* Sangat susah bagi saya untuk memilih, meskipun saya sudah menentukan prioritas. Seorang sanguinis- koleris yang perfeksionis namun berusaha untuk tidak terlalu idealis. Haha.

Sabtu, 05 Februari 2011

Nyindir adalahhh dosa terindahhh! (Kalau Niatnya Buruk)

Awalnya sama sekali nggak ada niat buat bikin tulisan ini. Tapi begitu baca tweet-nya bocah Rinda mengenai " Nyepet adalahhh dosa terindahhh!", jadi kepikiran buat nulis terus ngerandom. Tapi kata "nyepet"nya aku ganti sama "nyindir", sama aja kan ya. Hehe.

"Nyindir adalah dosa terindah", eh, nyindir dosa ya? Hehe, kalau dipikir-pikir aku ngga tau sih nyindir itu dosa apa nggak. Tapi kalau untuk menyadarkan mah kayaknya boleh-boleh aja -pembelaan-. Aku sangat mengakui bahwa aku orang yang suka menyindir, menyepet..hmm, oke, mengkritik pada pihak tertentu. Dan aku tidak memungkiri bahwa aku akan kegirangan setelah menyindir terutama kalau orangya nyadar. "Yess, sindiran berhasil..". Dan disekitar aku juga nampak banyak orang yang mengutarakan pendapatnya lewat menyindir..

Kenapa kita harus menyindir? Ya sering juga sih timbul pertanyaan, " Kenapa sih gue nyindir?". Kalau secara pribadi, jujur, aku nyindir tanpa niat buruk, atau menghina misalnya. Kalau buat aku, nyindir itu adalah satu bentuk komunikasi atau penyapaian maksud. Eits, bukan nyindir secara kasar loh ya, maksud aku disini, nyindir secara halus. Tapi kadang orang membuat sindiran utuk mengatakan secara halus "woi, nyadar diri dong...". Hehehe. Sebenernya kan orang nyindir biar yg disindir nyadar kan ya, dan kesadaran itu butuh kepekaan. Jadi kalau pola pikir aku bilang, nyindir itu melatih kepekaan -ngaco ngga ini?-.

Aku suka kesel sama orang yang udah dikasih tau tapi nggak nyadar. Atau yang udah dikasih sinyal, tapi ngga peka. Bisa dalam hal apa aja sih, misalnya mengenai omongan, hal yang harus dilakukan, sesuatu yg udah jelas tapi orangnya mengelak, dll. Jadi aku menggunakan sindiran biar orang itu peka sama apa yang aku maksud. Tujuan yang aku rasa baiknya sih itu. Dan kalau aku secara pribadi lebih suka nyindir lewat tulisan soalnya nyadar kalau ngomong aku suka pedes, haha. Dan karena kebetulan aku suka nulis, jadi segala sindiran, kritikan, dan protes muncul di beberapa tulisan aku. Yah, mungkin cukup merugikan sih buat yang disindir. Hoho.

Terus kalau nggak mempan sindirannya gimana? Bingung juga kan kalau kita udah nyindir, udah menjurus, tapi orangnya ngga nyadar. Yah itu mah nasib, haha, mungkin kita nyindirnya kurang spesifik -naoon-, atau emang orangnya kurang peka sehingga tidak merasa harus memberi respon.  Ya kalau udah begini, wahai para penyindir, gimanapun niatnya kita kan menyadarkan, mungkin orang yang kita tuju lebih aware sama omongan langsung, bukan sama sindiran. Jadi ya kalau ada sesuatu, mending diomongin langsung daripada nantinya salah sangka. Emang susah sih, tapi kan untuk kebaikan bersama -kedip2-. Dan untuk yang merasa berpotensi kena sindiran, semua orang maksudnya, ternyata memang kita harus jaga semua tindak tanduk kita ya, tapi tetep jadi diri sendiri, jangan lupa untuk selalu aware pada lingkungan sekitar. Misalnya, kalau salah minta maaf, jangan ngomong sembarangan, jangan buang sampah sembarangan -zzz-. Pokoknya, intinya sebagai makhluk sosial kita harus care dan peka sama lingkungan sekitar.

Kadang aku menyesali ketidakpekaan orang loh, sampai akhirnya aku merasa perlu menyindir, terutama lewat tulisan. Kadang ada sesuatu yang susah buat disampaikan, tapi butuh kepekaan buat menyadarinya. Tapi sebenernya kita juga harus belajar untuk maklum, sama halnya dengan kemampuan, nggak semua orang memiliki tingkat kepekaan yang sama.Buktinya ada orang yang cuek banget tapi ada juga orang yang sangat sensitif. Reaktif. Untuk beberapa hal mungkin kita dapat melakukan sindiran, tapi jangan sampai sindiran itu jatuhnya jadi ngelukain perasaan orang, maka gunakanlah majas -garing-.

 Aku menyindir, tidak ada maksud lain selain memberi stimulus kepekaan pada orang lain..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar