Rest In Peace Didit

aku lupa, kenal kamu dari mana
yang jelas bersama anak-anak lainnya kita bermain layangan
yang jelas kita pernah memanjat pohon lengkeng dan kamu mengajariku mana buah yang matang
yang jelas ketapel buatanmu sangat berguna bagiku menembak anak bandel sekolah sebelah
aku lupa, kapan terakhir kita saling bicara
yang jelas kita saling mengabari lewat jejaring sosial
yang jelas kita pernah bertemu saat umur kita lima belas
yang jelas waktu itu kamu banyak berubah
orang-orang bilang kamu bandel
bolos sekolah, nongkrong, anggota gank
balap motor malem, ngerokok
tapi bagiku, kamu tetap teman yag baik
yang pernah bilang padaku bahwa perempuan juga bisa seperti laki-laki
bahwa perempuan juga harus bisa mandiri
aku lupa sudah berapa ratus hari kita tidak berjumpa
yang jelas aku tau kamu sakit
yang jelas aku terkejut waktu salah satu teman kita bilang penyakitmu akut
yang jelas kita sama-sama tau peyebabnya apa bukan? karena aku sudah bilang berkali-kali
penyakit itu menggerogoti alveolimu, mengganggu nafasmu, menyesakkan dadamu
apalagi kalau bukan karena bakteri2yang berkumpul di paru-parumu
apalagi kalau bukan karena asap rokok yang kau hela setiap hari sejak smp
dan aku tau hal itu selalu kamu lakukan meski orang-orang yang menyayangimu melarangnya
dan kemarin aku dengar kabar kalau kamu pulang
pulang kepada Dia yang menciptakan
bagaimanapun jejak  kehidupanmu yang tidak aku tau
yang jelas aku selalu ingat kebaikanmu dan nasihatmu
bahwa perempuan yang mandiri dan tidak sering mengeluh akan lebih dihargai
may you rest in peace, my childhood friends, Didit.